30 Mei 2012

Hari Ini Wajah Saya (Maaf) Dipantati


Mohon maaf atas judul yang terkesan tidak sopan tersebut, namun seperti itulah yang saya rasakan atas apa yang saya alami. Kejadian seperti ini memang sudah terlihat biasa saja, tapi rasa tidak nyaman atas perbuatan itu tetap saja mengendap di dalam hati dan pikiran.

Seperti biasa, sore hari ini merupakan saat-saat yang paling menghebohkan di jalan raya, sama seperti suasana pagi, perbedaannya hanyalah pada aroma orang-orangnya. Seperti biasa, angkot yang menuju ke arah rumah saya mulai sesak dipenuhi oleh penumpang.

Posisi favorit saya di dalam angkot adalah tempat duduk penumpang dibarisan belakang supir, saya menyukai posisi tersebut karena bisa mendapatkan udara segar langsung dari pintu angkot dan bilamana dalam keadaan darurat saya bisa segera meloncat.

25 Mei 2012

Cerita Pasien dan Etika Praktisi Kesehatan


Hari ini, tepat empat hari saya keluar dari rumah sakit, setelah dirawat selama 2 hari 3 malam karena nyeri haid. Mengapa bisa? Ada beberapa faktor mengapa sampai sedemikian parahnya sakit yang saya derita dan dengan adanya akumulasi target pekerjaan yang harus diselesaikan membuat saya semakin stress.

Ada banyak hal yang ingin saya ceritakan tentang perjalanan “tragedi” ini, rasa lucu, tragis dan adegan dramatisir membuat kejadian ini sangat membekas di ingatan saya. Meskipun sebenarnya saya sudah tidak sabar ingin menceritakannya lewat tulisan, namun tetap saja saya harus bersabar karena harus istirahat total dan berusaha untuk mencuri waktu karena laptop kesayangan saya di sita oleh ortu.

1 Mei 2012

Bersyukur


Aku mensyukuri hari ini, sangat bersyukur atas hujan yang telah lama tidak kurasakan, atas berdesakan dalam kendaraan umum, atas kemacetan, atas bertambahnya masalah, dan atas karunia Allah lainnya.

Kita dapat menebak dengan mudah apakah seseorang itu termasuk orang yang penuh syukur atau tidak. Lihatlah reaksi pertama yang dikeluarkannya, ketika hari yang cerah atau panas terik dan tiba-tiba hujan deras turun mengguyur bumi. Kebanyakan dari orang-orang akan menggerutu atas turunnya hujan, “jemuranku basah” atau “nanti kepalaku pusing” atau “banjir lagi deuh” atau “udah cantik begini malah basah” dan keluhan lainnya.

Banyaknya jumlah keluhan yang terlontar tanpa disadari akan mengurangi karunia yang patut kita syukuri, sedikit demi sedikit hingga akhirnya hilang dan tidak terasa sama sekali. Itulah manusia, selalu dipenuhi amarah dan ketidakpuasan. Selalu merasa semuanya serba salah dan tidak berguna. Astagfirullah…

Bahkan, hujan yang merupakan salah satu karunia terindah dari Allah pun ikut mendapat hujatan atau umpatan. Bila kita mau membuka mata dan melihat dari sisi positif, hujan hanyalah salah satu dari kenikmatan yang bisa kita dapatkan secara gratis. Lihat di negeri nun jauh di sana yang terlihat gersang hingga tanahnya retak dan terpecak menjadi banyak bagian, mereka sangat mengharapkan hujan turun. Lantas, mengapa kita selalu saja merasa bahwa hujan dalah bencana?

Maka, tanamkanlah rasa syukur itu ke dalam lubuk hatimu. Kepada apa pun, kepada siapa pun, kapan pun, dimana pun, dan dalam situasi atau kondisi apa pun J


010512

ShareThis