Aku mensyukuri hari ini, sangat bersyukur atas hujan yang
telah lama tidak kurasakan, atas berdesakan dalam kendaraan umum, atas
kemacetan, atas bertambahnya masalah, dan atas karunia Allah lainnya.
Kita dapat menebak dengan mudah apakah seseorang itu
termasuk orang yang penuh syukur atau tidak. Lihatlah reaksi pertama yang
dikeluarkannya, ketika hari yang cerah atau panas terik dan tiba-tiba hujan
deras turun mengguyur bumi. Kebanyakan dari orang-orang akan menggerutu atas
turunnya hujan, “jemuranku basah” atau “nanti kepalaku pusing” atau “banjir
lagi deuh” atau “udah cantik begini malah basah” dan keluhan lainnya.
Banyaknya jumlah keluhan yang terlontar tanpa disadari
akan mengurangi karunia yang patut kita syukuri, sedikit demi sedikit hingga
akhirnya hilang dan tidak terasa sama sekali. Itulah manusia, selalu dipenuhi
amarah dan ketidakpuasan. Selalu merasa semuanya serba salah dan tidak berguna.
Astagfirullah…
Bahkan, hujan yang merupakan salah satu karunia terindah
dari Allah pun ikut mendapat hujatan atau umpatan. Bila kita mau membuka mata
dan melihat dari sisi positif, hujan hanyalah salah satu dari kenikmatan yang
bisa kita dapatkan secara gratis. Lihat di negeri nun jauh di sana yang
terlihat gersang hingga tanahnya retak dan terpecak menjadi banyak bagian,
mereka sangat mengharapkan hujan turun. Lantas, mengapa kita selalu saja merasa
bahwa hujan dalah bencana?
Maka, tanamkanlah rasa syukur itu ke dalam lubuk hatimu. Kepada
apa pun, kepada siapa pun, kapan pun, dimana pun, dan dalam situasi atau
kondisi apa pun J
010512