Mohon maaf atas judul yang terkesan tidak sopan tersebut,
namun seperti itulah yang saya rasakan atas apa yang saya alami. Kejadian seperti
ini memang sudah terlihat biasa saja, tapi rasa tidak nyaman atas perbuatan itu
tetap saja mengendap di dalam hati dan pikiran.
Seperti biasa, sore hari ini merupakan saat-saat yang
paling menghebohkan di jalan raya, sama seperti suasana pagi, perbedaannya
hanyalah pada aroma orang-orangnya. Seperti biasa, angkot yang menuju ke arah rumah
saya mulai sesak dipenuhi oleh penumpang.
Posisi favorit saya di dalam angkot adalah tempat duduk
penumpang dibarisan belakang supir, saya menyukai posisi tersebut karena bisa
mendapatkan udara segar langsung dari pintu angkot dan bilamana dalam keadaan
darurat saya bisa segera meloncat.
Wow!!! Belahan pantatnya menyapa wajah saya! Celana
panjang yang dikenakannya turun bersama dengan celana dalamnya, maka
pemandangan tidak senonoh seperti itu pun terkuak tepat di depan wajah saya. Wanita
yang duduk di sebelah saya hanya menyengir melihat pemandangan itu, dan saya
mulai tergugu sendiri, antara kaget, malu sendiri dan jengkel.
Dia wanita dan saya juga wanita, alangkah malunya saya
bila menjadi dirinya (Insya Allah saya tidak akan melakukan hal seperti itu),
tetapi dia sendiri tidak merasakan malu, cuek dan berlalu begitu saja. Kembali
kepada kodrat saya sebagai seorang wanita, saya merasa malu! Astagfirullah…. Terkadang
memang benar adanya, apa yang menyebabkan kejahatan pada seorang wanita adalah
wanita itu sendiri, adalah tingkah dan perilaku wanita itu sendiri.
Maaf, bukan saya merasa sok suci atau munafik atau
menjelekkan sesama wanita. Tetapi kejadian seperti ini sudah sering kali saya
lihat, baik dari dekat maupun dari jauh. Maka jangna heran bila anekdot yang
merendahkan wanita sering dilontarkan oleh orang-orang, misalnya anekdot “celengan
semar” yaitu istilah untuk belahan pantat wanita yang ternyata tidak seputih
wajahnya.
Apakah budaya malu itu memang telah hilang? Apakah budaya
“narkoba” (=nampak kolor bangga) masih merajalela? Atau, budaya memperlihatkan “celengan
semar” memang masih disukai? Ah, seksi itu tidak harus selalu mempertontonkan
atau memperlihatkan anggota tubuh kita. Seksi itu pintar, seksi itu cerdas,
seksi itu bijaksana, seksi itu empati, seksi itu sederhana. Ah, mindset para
wanita memang harus dibongkar, dibersihkan dan diarahkan ke jalur yang benar. Jangan
sampai bangsa ini hancur karena wanitanya…
300512
2 komentar:
hihi kita aja yang cewe malu ya kalau melihat seperti itu, tapi koq dia sendiri cuek aja.. entahlah *sigh
@mb NF : benar mb, miris :(
Posting Komentar