30 Mei 2012

Hari Ini Wajah Saya (Maaf) Dipantati


Mohon maaf atas judul yang terkesan tidak sopan tersebut, namun seperti itulah yang saya rasakan atas apa yang saya alami. Kejadian seperti ini memang sudah terlihat biasa saja, tapi rasa tidak nyaman atas perbuatan itu tetap saja mengendap di dalam hati dan pikiran.

Seperti biasa, sore hari ini merupakan saat-saat yang paling menghebohkan di jalan raya, sama seperti suasana pagi, perbedaannya hanyalah pada aroma orang-orangnya. Seperti biasa, angkot yang menuju ke arah rumah saya mulai sesak dipenuhi oleh penumpang.

Posisi favorit saya di dalam angkot adalah tempat duduk penumpang dibarisan belakang supir, saya menyukai posisi tersebut karena bisa mendapatkan udara segar langsung dari pintu angkot dan bilamana dalam keadaan darurat saya bisa segera meloncat.

Suasana penumpang memang sedang padat, hingga seorang wanita paruh baya menyuruh supir untuk berhenti. Angkot pun segera menepi dan si wanita paruh baya itu bergegas turun. Ketika itu, posisi si wanita paruh baya duduk sedikit ke dalam ruang ankot dan bersebrangan dengan posisi saya. Ketika dia telah beranjak dan melewati saya sambil membungkuk, terlihatlah apa yang seharusnya tidak terlihat.

Wow!!! Belahan pantatnya menyapa wajah saya! Celana panjang yang dikenakannya turun bersama dengan celana dalamnya, maka pemandangan tidak senonoh seperti itu pun terkuak tepat di depan wajah saya. Wanita yang duduk di sebelah saya hanya menyengir melihat pemandangan itu, dan saya mulai tergugu sendiri, antara kaget, malu sendiri dan jengkel.

Dia wanita dan saya juga wanita, alangkah malunya saya bila menjadi dirinya (Insya Allah saya tidak akan melakukan hal seperti itu), tetapi dia sendiri tidak merasakan malu, cuek dan berlalu begitu saja. Kembali kepada kodrat saya sebagai seorang wanita, saya merasa malu! Astagfirullah…. Terkadang memang benar adanya, apa yang menyebabkan kejahatan pada seorang wanita adalah wanita itu sendiri, adalah tingkah dan perilaku wanita itu sendiri.

Maaf, bukan saya merasa sok suci atau munafik atau menjelekkan sesama wanita. Tetapi kejadian seperti ini sudah sering kali saya lihat, baik dari dekat maupun dari jauh. Maka jangna heran bila anekdot yang merendahkan wanita sering dilontarkan oleh orang-orang, misalnya anekdot “celengan semar” yaitu istilah untuk belahan pantat wanita yang ternyata tidak seputih wajahnya.

Apakah budaya malu itu memang telah hilang? Apakah budaya “narkoba” (=nampak kolor bangga) masih merajalela? Atau, budaya memperlihatkan “celengan semar” memang masih disukai? Ah, seksi itu tidak harus selalu mempertontonkan atau memperlihatkan anggota tubuh kita. Seksi itu pintar, seksi itu cerdas, seksi itu bijaksana, seksi itu empati, seksi itu sederhana. Ah, mindset para wanita memang harus dibongkar, dibersihkan dan diarahkan ke jalur yang benar. Jangan sampai bangsa ini hancur karena wanitanya…


300512

2 komentar:

NF mengatakan...

hihi kita aja yang cewe malu ya kalau melihat seperti itu, tapi koq dia sendiri cuek aja.. entahlah *sigh

Irda Handayani mengatakan...

@mb NF : benar mb, miris :(

Posting Komentar

ShareThis