Bahwa benar adanya kita akan dipenuhi dengna rasa syukur bila kita mau menelaah dan membuka hati untuk semua karunia dan rezeki yang telah diberikan oleh Allah SWT.
Adapun hikmah yang memenuhi relung jiwa kita berasal dari Allah melalui berbagai peristiwa atau kejadian. Bisa peristiwa yang dialami oleh orang lain, bisa kejadian yang kita alami sendiri, bisa melalui media lainnya seperti mimpi, firasat, buku bacaan, suara dan media yang diberkahi lainnya.
Aku termasuk orang yang sangat mencintai buku dan tidak pernah menyesal menghabiskan uang untuk investasi ilmu pengetahuan lewat buku. Jika pun aku merasakan kecewa karena buku yang telah dibeli kurang bermutu, ya kuterima saja, toh sangat jarang sekali kekecewaan itu muncul, mungkin karena aku selektif memilih buku sebelum membelinya.
Nah, hikmah di hari ini, di Jum'at yang penuh berkah ini aku dapatkan melalui media buku. Jaddid Hayatak (Perbaharui Hidupmu) judulnya, karangan M. Al-Ghazali. Mukkadimahnya terkesan "berat" dan membuat mengantuk (kurang menarik) tapi ketika dibuka pada chapter/bab-nya ternyata sangat menarik! Well, don't judge the book from the prolog :D
Dari bab pertama hatiku sudah terpaut, berjodoh dengan hati dan kehidupanku yang baru saja aku renovasi, yang baru saja aku perbaiki. Aku tertarik dan merasa seolah-olah mendapatkan support atau pembenaran dari apa yang telah dan sedang aku jalani.
Salah satu bab memberikan hikmah dengna judulnya "Hiduplah untuk hari ini".
Mau tahu orang yang paling tidak beruntung sedunia? Yaitu orang-orang yang waktunya tercuri. Tercuri dalam artian mereka terus meratapi masa lalu dan tenggelam dalam kesesatan asumsi masa depan. Dia tidak menjalani masanya sekarang, masanya hari ini, tapi dia sibuk berkubang dalam takdir masa lalu yang tidak bisa diubah lagi, dan bahkan dia hidup dalam asumsi dan praduga tentan gmasa depan yang masih belum jelas kepastiannya. Dia menyia-nyiakan nasibnya hari ini dan menukarnya deng ahal-hal yang tidak bisa diubah lagi (masa lalu) serta hal-hal yang masih menjadi misteri (masa depan).
Ya, benar adanya. Beberapa kali, beberapa waktu aku (dan mungkin kita semua) pernah menjadi sosok yang tidak beruntung itu, sosok yang waktunya tercuri oleh dirinya sendiri. Dan aku sadar bahwa memang benar adanya kita harus hidup untuk dan di hari ini, bukan untuk hari kemarin atau bukan pula untuk masa depan. Bukankah aku juga pernah menulis artikel tentang hal ini juga ya? Artikel tentang ke-eksis-an kita di masa sekarang, tentang vonis kehadiran kita di masa sekarang, karena kita memang ditempatkan bukan di masa lalu atau pun di mas adepan, tetapi hanya di masa sekarang.
Just live for today, not for yesterday or tomorrow...
Just enjoy the journey and feel the moment :)
Love your live
-210613-
Note for someone :
If you read this article, please, take the moment and don't ever broke your life with memoir of me.
We have own life and I know that you are happy with your life, I'm happy for you.
So, I hope you will happy too with my happiness.
Thanks for remember and trying to looking for me.
Remember, you have your life, and I have my life too.
0 komentar:
Posting Komentar