Sumber Gambar |
Tanpa kita sadari atau pun
memang kita sadari, ternyata masih banyak orang tua yang selalu mengeluarkan
kata-kata yang tidak pantas kepada anaknya. Apakah karena faktor pendidikan? Apakah
karena faktor karakter si anak yang sulit diatur? Apakah karena faktor lingkungan
dan pergaulan? Apakah karena faktor kebiasaan?
Apa yang selalu saya lihat,
dengar dan rasakan atas kalimat-kalimat tidak pantas itu merupakan perasaan
yang sangat tidak nyaman. Memang yang dimarahi atau diomelin itu bukanlah anak
atau saudara saya, memang yang memarahi atau yang mengomelin itu bukanlah ibu
atau saudara saya, akan tetapi apakah saya harus membiarkan hal itu
terus-menerus terjadi?
Bodoh, malas, jorok, bandel,
kurang ajar, dan kata-kata tidak pantas lainnya sudah seharusnya dibuang ke
tong sampah dan tidak seharusnya masuk ke dalam rumah. Tidak seharusnya
kata-kata negatif seperti itu keluar dari mulut seorang ibu dan tidak
seharusnya anak mendengarkan serta menyimpannya. Bukankah dalam setiap ajaran
(baik ajaran dalam dunia pendidikan maupun dalam dunia keagamaan) kita selalu
dihimbau agar berkata dan bersikap yang baik kepada anak? Meskipun teori selalu
terlihat lebih mudah daripada praktek, tapi tidak ada salahnya untuk mencoba
menerapkannya.
Karakter dan sifat setiap anak
memang berbeda, maka cara menghadapinya juga berbeda, dan itu bukan alasan untuk
melontarkan kata-kata negatif kepada anak. Kesal, marah, bête, capek dan lelah,
juga seharusnya bukan menjadi alasan untuk memberikan kata-kata negatif itu
kepada anak.
Ada sebuah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui dampak dari pengucapan kata-kata negatif dan kata-kata
positif. Penelitian ini menggunakan segenggam nasi yang dimasukkan ke dalam
toples bening dan ditutup. Setiap hari peneliti melontarkan kata-kata positif
kepada toples pertama, sedangkan pada toples kedua peneliti melontarkan
kata-kata negatif. Hasilnya selama beberapa hari adalah nasi yang berada pada
toples pertama masih tampak putih dan belum membusuk, sedangkan nasi pada
toples kedua sudah terlihat menghitam dan membusuk.
Apa yang dapat kita petik dari
penelitian itu adalah kata-kata positif memberikan dampak yang sangat baik bagi
nasi. Nasi merupakan hasil olahan dari beras, beras berasal dari padi, padi merupakan
tanaman dan termasuk kedalam makhluk hidup. Nasi memberikan respon yang sangat
baik atas kata-kata positif, maka bayangkan bila anak (yang notabene adalah
manusia, makhluk yang lebih baik dibandingkan makhluk hidup lainnya) selalu
diberikan kata-kata positif, dan bayangkan juga bila anak selalu diberikan
kata-kata yang negatif.
Sumber Gambar |
“Kau memang anak bodoh!”, “Kau
memang anak pemalas!”, “Kau memang anak yang jorok!”, “Kau memang anak bandel
dan kurang ajar!”
Bila seorang ibu melayangkan
kata-kata tersebut maka jangan heran bila anaknya mungkin akan menjadi bodoh,
pemalas, jorok, bandel dan kurang ajar. Bila begitu adanya, mungkin ada
benarnya ungkapan yang mengatakan kalau ucapan
adalah do’a. Apa yang kita ucapkan adalah do’a, maka apakah kita masih mau
melontarkan do’a yang jelek untuk anak-anak kita? Dan memang sebaiknya kita
berpikir dahulu sebelum berkata, sebaiknya kita diam bila emosi sedang mengusik
batin, karena lebih baik diam sebentar daripada mengeluarkan semua kata-kata
tidak pantas sebagai pelampiasan emosi sekejap.
Pada akhirnya keputusan tetap
kembali kepada pribadi kita masing-masing. Bila menginginkan perubahan, maka
berusahalah untuk mengubah diri sendiri. Bila menginginkan anak berubah
perilaku, maka berusahalah untuk mengubah perilaku juga sesuai dengan yang kita
inginkan. Memberi contoh yang baik lewat perilaku lebih bermanfaat daripada
memberikan contoh sebatas perintah, karena pada hakikatnya orang tua bukanlah diktator
melainkan sahabat dan teman bagi anak.
Semoga para orang tua selalu
menyediakan tong sampah di rumahnya, tong sampah yang berfungsi juga untuk
tempat kata-kata kotor, kata-kata negatif, dan kata-kata tidak pantas lainnya.
Save our child, save our nation J
140912
4 komentar:
Yeah, watch your word :D
hohoho ^^
nice info gan :-D
stuju banget aku sama itu. Jadi janan sampek ngomong yang aneh aneh dimana pun dan kapan pun. makasi artikelnya
pelajaran yang sangat berarti, semoga q bisa mengamalkannya
Posting Komentar