11 Oktober 2013

Merenung, Hobi Baru

Sejak dua tahun belakangan ini, aku memiliki hobi baru, yaitu merenung dan melakukan intropeksi diri. Hal yang mungkin jarang dilakukan oleh orang kebanyakan, hal yang mungkin dilakukan minimal satu kali dalam setahun (biasanya dalam moment hari raya atau moment ulang tahun atau moment tahun baru), hal yang justru sering aku lakukan. Sudah bukan rahasia umum lagi kalau merenung (bukan melamun ya) dan melakukan intropeksi diri akan menimbulkan efek positif bagi kita. Aku sendiri mengalami manfaat yang luar biasa dari hobi ini. Ya, meskipun aku akui kalau hobi ini tergolong hobi yang langka dan bukan suatu hobi yang menyenangkan karena tidak menggunakan rasa adrenalin. Tapi, bukankah hobi yang kita sukai adalah hal yang menyenangkan untuk dilakukan?


Ketika suatu masalah menerpa dan secara sadar diri kita akan segera melakukan intropeksi. Namun, meskipun kita tidak sedang berada dalam ruang lingkup masalah, kita tetap dapat melakukan intropeksi diri. Saya sendiri suka merenung ketika berada di dalam angkutan umum. Jarak antara rumah dengan kantor yang lumayan jauh dapat saya manfaatkan untuk membaca atau mengambil waktu pribadi dengan cara merenung dan intropeksi diri. Flash back atas banyak peristiwa atau kejadian atau tingkah laku atau kesalahan yang pernah saya lakukan dalam kurun waktu seminggu atau sebulan yang lalu adalah saat-saat yang menyenangkan.

Saya jadi paham dan mengerti tentang apa yang diri saya rasakan dan alami. Saya jadi semakin dewasa dalam menyikapi berbagai masalah. Saya bisa belajar dan terus belajar tentang kehidupan, baik dari diri saya sendiri maupun dari orang lain. Ketika kita mampu dan bisa belajar dari pengalaman orang lain, maka hal itu merupakan suatu kesuksesan. Kenapa? Karena kita bisa mengetahui berbagai masalah dari pengalaman orang lain dan berusaha untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Bilapun ternyata kita melakukan kesalahan yang sama, maka kita tetap dapat belajar bagaimana mengatasinya dan mencari solusinya berdasarkan dari pengalaman orang lain tersebut.

Belajar dari pengalaman sendiri juga baik untuk perkembangan jiwa kita. Kita jadi mengetahui mana hal-hal yang berpotensial dapat membuat masalah dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama pula. Akan tetapi kalau kita sendiri tidak mau dan enggan untuk belajar baik dari pengalaman orang lain maupun pengalaman kita sendiri, maka mungkin kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang gagal beradaptasi dengan masalah.

Masalah untuk dihadapi dan dicari solusinya, bukan untuk ditinggalkan dan melarikan diri dari jeratan masalah tersebut. Merenung dapat membantu pikiran kita mengolah data-data dan informasi terkait banyak hal yang ingin kita perbaiki. Intropeksi diri juga dapat membantu untuk mengembangkan kemampuan kita melakukan tindakan problem solving. Terus-menerus melakukan hal ini akan membuat diri dan jiwa kita terbiasa melakukan berbagai hal secara hati-hati dan segera melakukan perbaikan atas kesalahan yang telah dilakukan.

Merenung memang semudah melamun. Sedangkan intropeksi diri tidak semudah merenung. Memang membutuhkan waktu untuk melatih diri sendiri melakukan ini. Semua hal akan berhasil dan bekerja sebagaimana mestinya sesuai dengan niat dan kemauan kita. Tidak perlu usaha keras untuk melakukan hal ini karena terlalu keras me-push diri sendiri juga akan berdampak buruk, mungkin saja akan dapat membuat diri menjadi depresi dan stress sendiri, jadi, berhati-hatilah menggunakan pikiran untuk melakukan perenungan atau intropeksi.

Pada akhirnya, hal-hal sederhana yang dapat dilakukan dimanapun dan kapanpun, yang memiliki manfaat luar biasa bagi tubuh dan jiwa, adalah hal yang pantas untuk kita lakukan. Hal-hal sederhana yang tidak akan bsia dtemui di tempat belajaran mana pun selain dari kehidupan itu sendiri. Nikmatilah hidup ini, perbaiki hidup dengan cara yang lebih berarti, dan berbahagialah.


111013

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis