Sejak dua tahun belakangan ini, aku memiliki hobi baru,
yaitu merenung dan melakukan intropeksi diri. Hal yang mungkin jarang dilakukan
oleh orang kebanyakan, hal yang mungkin dilakukan minimal satu kali dalam
setahun (biasanya dalam moment hari raya atau moment ulang tahun atau moment
tahun baru), hal yang justru sering aku lakukan. Sudah bukan rahasia umum lagi
kalau merenung (bukan melamun ya) dan melakukan intropeksi diri akan
menimbulkan efek positif bagi kita. Aku sendiri mengalami manfaat yang luar biasa
dari hobi ini. Ya, meskipun aku akui kalau hobi ini tergolong hobi yang langka
dan bukan suatu hobi yang menyenangkan karena tidak menggunakan rasa adrenalin.
Tapi, bukankah hobi yang kita sukai adalah hal yang menyenangkan untuk
dilakukan?
Ketika suatu masalah menerpa dan secara sadar diri kita akan
segera melakukan intropeksi. Namun, meskipun kita tidak sedang berada dalam
ruang lingkup masalah, kita tetap dapat melakukan intropeksi diri. Saya sendiri
suka merenung ketika berada di dalam angkutan umum. Jarak antara rumah dengan
kantor yang lumayan jauh dapat saya manfaatkan untuk membaca atau mengambil
waktu pribadi dengan cara merenung dan intropeksi diri. Flash back atas banyak
peristiwa atau kejadian atau tingkah laku atau kesalahan yang pernah saya
lakukan dalam kurun waktu seminggu atau sebulan yang lalu adalah saat-saat yang
menyenangkan.
Saya jadi paham dan mengerti tentang apa yang diri saya
rasakan dan alami. Saya jadi semakin dewasa dalam menyikapi berbagai masalah.
Saya bisa belajar dan terus belajar tentang kehidupan, baik dari diri saya
sendiri maupun dari orang lain. Ketika kita mampu dan bisa belajar dari
pengalaman orang lain, maka hal itu merupakan suatu kesuksesan. Kenapa? Karena
kita bisa mengetahui berbagai masalah dari pengalaman orang lain dan berusaha
untuk tidak melakukan kesalahan yang sama. Bilapun ternyata kita melakukan
kesalahan yang sama, maka kita tetap dapat belajar bagaimana mengatasinya dan
mencari solusinya berdasarkan dari pengalaman orang lain tersebut.
Belajar dari pengalaman sendiri juga baik untuk perkembangan
jiwa kita. Kita jadi mengetahui mana hal-hal yang berpotensial dapat membuat
masalah dan berusaha untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama pula. Akan
tetapi kalau kita sendiri tidak mau dan enggan untuk belajar baik dari
pengalaman orang lain maupun pengalaman kita sendiri, maka mungkin kita
termasuk ke dalam golongan orang-orang yang gagal beradaptasi dengan masalah.
Masalah untuk dihadapi dan dicari solusinya, bukan untuk
ditinggalkan dan melarikan diri dari jeratan masalah tersebut. Merenung dapat
membantu pikiran kita mengolah data-data dan informasi terkait banyak hal yang
ingin kita perbaiki. Intropeksi diri juga dapat membantu untuk mengembangkan
kemampuan kita melakukan tindakan problem solving. Terus-menerus melakukan hal
ini akan membuat diri dan jiwa kita terbiasa melakukan berbagai hal secara
hati-hati dan segera melakukan perbaikan atas kesalahan yang telah dilakukan.
Merenung memang semudah melamun. Sedangkan intropeksi diri
tidak semudah merenung. Memang membutuhkan waktu untuk melatih diri sendiri
melakukan ini. Semua hal akan berhasil dan bekerja sebagaimana mestinya sesuai
dengan niat dan kemauan kita. Tidak perlu usaha keras untuk melakukan hal ini
karena terlalu keras me-push diri sendiri juga akan berdampak buruk, mungkin
saja akan dapat membuat diri menjadi depresi dan stress sendiri, jadi,
berhati-hatilah menggunakan pikiran untuk melakukan perenungan atau intropeksi.
Pada akhirnya, hal-hal sederhana yang dapat dilakukan
dimanapun dan kapanpun, yang memiliki manfaat luar biasa bagi tubuh dan jiwa,
adalah hal yang pantas untuk kita lakukan. Hal-hal sederhana yang tidak akan
bsia dtemui di tempat belajaran mana pun selain dari kehidupan itu sendiri.
Nikmatilah hidup ini, perbaiki hidup dengan cara yang lebih berarti, dan
berbahagialah.
111013
0 komentar:
Posting Komentar