31 Mei 2011

Kacamata Jalanan

Di zaman modern saat ini, semakin maju suatu bangsa maka semakin banyak pula kendaraan yang melintas di jalanan. Baik jalanan di perkotaan maupun yang di pedesaan. Kendaraan itu sebagian besar di kuasai oleh para pengendara motor, diikuti oleh pengguna mobil, angkot dan juga kendaraan roda 3 (bisa disebut sebagai becak motor atau ada juga yang menjadi becak barang).

Kalau kita lihat dari sisi kacamata seorang pengendara sepeda motor, yang dengan leluasanya berbelok kesana-kemari sesuka hati seolah jalanan ini adalah miliknya seorang, seakan tak sayang pada nyawa atau memang telah memiliki banyak nyawa cadangan ya? (teruntuk para pemudi pemuda yang masih sering menggunakan emosi saat berkendara).  Tak jarang terjadi cekcok dan pertengkaran akibat tingkah ugal-ugalan itu, ya cekcok antar pengguna sepeda motor, ya cekcok dengan pengguna mobil dan angkot.
Sedangkan di sisi kacamata seorang pengemudi roda 4 atau lebih, yang dengan seenak hati membunyikan klakson kepada para pengendara lainnya minggir agar dia dapat menyalip dan memacu gas secepat kilat. Ya tersenggol kaca spion, ya saling adu kecepatan dengan angkot, ya cekcok juga dengan para penyebrang jalan.

Nah, untuk kendaraan beroda 3 dan angkot, memiliki semboyan yang telah lama diakui oleh para warga Indonesia (karena mungkin hampir di setiap daerah di nusantara ini kasusnya sama). Semboyan "Kemana kami melangkah/berbelok, hanya kami dan Tuhan-lah yang tahu". Ape kate dunia??? Ya dari kiri bisa langsung belok ke kanan, ya dari kanan bisa langsung memotong untuk ke arah kiri, ya semua jalan bisa dilalui, pokoke heubat tenan deh... plus cacian dan makian ala pasar jika bermasalah dengan kendaraan yang satu ini.

Mohon maaf kalau ternyata saya malah banyak mengatakan hal yang negatif tentang para pengguna jalanan di Indonesia ini. Saya hanya mengatakan apa yang saya lihat dan rasakan tiap hari, begitu memacunya adrenalin dan emosi jika berada di jalanan. Apapun itu semua, masalah semua orang yang sedang berkendara adalah cuma satu, mengejar waktu!

Sebenarnya untuk apa terburu-buru dan membabi buta seperti itu, toh pada akhirnya akan sampai juga di tempat tujuan. Kalau tidak mau terlambat, ya bisa pergi lebih awal kan? Itulah sebabnya saya sangat menghindari bepergian di jam-jam sibuk atau di jam-jam istirahat, karena saya memiliki rasa yang sama dengan Anda semua, sangat tidak menyukai kemacetan, yang setelah di telaah menjadi faktor sebab akibat tindakan ugal-ugalan di jalanan.

Intinya cuma satu sobat, lebih sabarlah saat berada di jalanan. Kehati-hatian dan toleransi sangat dibutuhkan oleh masyarakat kita dalam kerukunan di jalanan. Jarang sekali melihat seseorang yang dengan sukarela memberikan kesempatan kepada kita saat sedang ramai, semuanya ingin menjadi nomor 1 dan duluan sampai, ya tentu tak bisa!

Belajar menahan emosi juga penting loh! Jika ada yang ugal-ugalan, biarkan saja, dan anggap saja kalau dia sedang kebelet, hahaha :D pikiran sederhana yang justru membuat kita tersenyum, bukan malah ikut memperburuk keadaan dengan ikut ugal-ugalan.

Anyway, ada satu nasehat yang masih saya lakukan sampai sekarang. "Jika kita memberikan kesempatan jalan kepada orang lain, maka orang lain juga akan membalas perlakuan positif kita itu". Dan alhamdulillah, sampai saat ini, jika saya berkendara di jalanan, selalu saja ada orang baik yang memberikan kesempatan jalan kepada saya.

Selamat berkendara kawan ^___^

Medan - 030511

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis