3 Februari 2012

Peran Wartawan dan Orang-Orang Berlensa Tajam di Dunia Korupsi


Banyaknya kasus korupsi yang terkuak, dari pengadaan perjalanan senang-senang para pejabat, pembangunan ruang diskusi yang mewah, adanya berbagai fasilitas olahraga yang elit, pengadaan kursi dan kelender yang memiliki harga melejit, hingga ke urusan renovasi ruang pembuangan kotoran, dan banyak kasus korupsi lainnya, adalah salah satu andil dari peran para wartawan.

Tentu sebuah kesenangan tersendiri ketika kita bisa menguak kecurangan yang terjadi di dalam pemerintahan, di dalam tubuh yang disebut-sebut sebagai wakil rakyat. Meskipun telah menjadi rahasia umum, bahwa mereka (orang-orang yang menyebut dirinya sebagai wakil rakyat) melakukan korupsi, tetapi itu hanya tudingan semata dari rakyat kecil yang bahkan suaranya pun tidak memiliki kekuatan sama sekali untuk didengar. Tetapi, ketika bukti nyata itu hadir, mereka tetap saja masih bisa berkilah dengan banyak dalil pembenaran.

Adalah tugas dari para wakil rakyat itu sebenarnya untuk mengumumkan kepada rakyat, apa saja yang telah mereka lakukan, kemana saja alokasi dana yang mereka habiskan, apa saja prestasi yang telah mereka capai, dan laporan lainnya. Tapi, tentu saja tugas itu tidak mereka sadari, dan segelintir orang yang mengusung tugas sebagai peliput berita pun menghadirkannya ke hadapan rakyat, bahwa seperti inilah pekerjaan dari orang-orang yang mengaku wakil rakyat.

Tugas memburu berita politik yang mengerikan akan terasa sangat dramatis dengan adanya kenyataan pahit dari berbagai kelakuan wakil rakyat. Ada perasaan senang dari diri saya pribadi, ketika para wartawan memasuki gedung-gedung pemerintahan. Dengan segera saya berseru “Ayo, cari lagi semua kebobrokan mereka! Ungkapkan lagi secara lugas apa saja pekerjaan mereka. Beberkan apa saja tindak tanduk mereka. Ceritakan kepada dunia kemana hasil jerih payah, cucuran keringat, darah dan air mata rakyat mengalir. Buka semua apa-apa yang ditutupi dan terselubung. Agar mereka rasakan bahwa kejujuran itu memang menyakitkan, dan hal itu lebih baik daripada rakyat terus menerus menerima janji-janji manis!”

Mungkin terlihat kita akan mempermalukan diri kita sendiri dengan melakukan hal itu, kita menyerukan keinginan akan kebenaran dan kejujuran dari wakil rakyat, yang nyatanya akan semakin mempermalukan bangsa kita di kancah dunia. “Apa kata dunia???” Tapi, hal itu memang harus dilakukan, rakyat berhak mengetahui sampai dimana mereka melaksanakan tugasnya, tugas untuk mewakilkan rakyat.

Jangankan kasus korupsi besar-besaran, kasus ketimpangan hukum pun semakin marak di eksplor oleh para wartawan. Rakyat miskin yang tidak berdaya akan terbantu dengan adanya pemberitaan kasus tidak senonoh di mata hukum. Benda-benda yang terlihat tidak berharga akan mencuat ketika wartawan mengabarkannya langsung dari meja pengadilan. Mulai dari sandal, pisang, kapas kapuk, semangka, hingga ke piring, semuanya akan menimbulkan simpati dan empati. Itulah kekuatan publik yang dimiliki rakyat lemah yang bahkan tidak bisa membela dirinya sendiri. Pengacara rakyat adalah wartawan itu sendiri yang mampu menghadirkan bukti otentik untuk menegakkan hukum dan membantu perjuangan rakyat lemah untuk memenangkan kebenaran di medan perang meja hijau.

Lain halnya dengan orang-orang berlensa tajam yang selalu sedia menjepret fenomena-fenomena menyedihkan dari perjuangan rakyat. Berbagai pemandangan mengerikan yang harus ditempuh oleh rakyat hanya untuk menyambung hidup. Berbagai pose menyedihkan yang bukanlah acting semata, itu adalah pose-pose keadaan yang sebenarnya. Dan, berbagai pose menantang bahaya itu akan terungkap dan terkenal melalui lembaran foto hasil jepretan kamera.

Sebuah gambar dapat mewakili dari beribu kata-kata. Seperti itulah potret keadaan rakyat saat ini. Bila para wartawan belum bisa menjelajahi pelosok daerah untuk mendapatkan bahan berita yang bagus, ada banyak orang yang juga berlensa tajam dan bersedia menghadirkan pemberitaan tersebut ke hadapan kita. Mereka bukanlah orang-orang yang dibayar dengan pujian, tetapi dengan keberaniannya menghadirkan kenyataan akan pahitnya kehidupan yang harus dijalani oleh rakyat yang tidak mampu, sementara pemerintah daerahnya justru menutup mata, mereka tahu tapi seolah-olah tidak tahu.

Ketidaktahuan adanya kondisi rakyat yang sengsara adalah sebuah pemicu awal adanya tindak tanduk penyelewengan dana yang disebut sebagai korupsi. Kemana kucuran dana yang masuk ke pemerintah daerah? Semua pasti akan menuding adanya tindakan korupsi, sementara mereka hanya bisa menyenangkan hati dengan memberikan janji-janji dan akan selalu memperbaharui janjinya setiap pagelaran pesta pemilihan wakil rakyat terjadi.

Teman-teman dan sahabat yang menjatuhkan hati pada lensa kamera sebagai senjatanya untuk mengabarkan kebenaran ke hadapan rakyat, saya ucapkan terima kasih, terima kasih dari lubuk hati yang paling dalam. Semoga kalian dapat terus membantu rakyat dengan berita-berita dan foto-foto atau gambar-gambar yang mencerminkan kejujuran dari keadaan yang sebenarnya, kenyataan, dan bukanlah hasil dari manipulasi ketamakan semata. Semoga kalian dapat menjadi pahlawan yang selalu dapat memberikan kekuatan publik kepada rakyat. Semoga tugas yang kalian emban dapat membantu rakyat untuk menjalani hidup dengan lebih baik lagi.


030212


0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis