Jangan pernah memandang remeh pekerjaan seseorang, meskipun dia bekerja sebagai kuli bangunan atau bekerja di sebuah perusahaan megah atau bekerja sebagai seorang ibu rumah tangga biasa. Pada intinya sama, mereka bekerja membanting tulang dan menukarkan tenaga plus keringat untuk menghidupi dirinya sendiri dan keluarganya. Mereka semua pantas diberikan penghargaan, maka tidak sepantasnya kita mencibir apa pekerjaan mereka.
Bila kita tidak mengetahui secara pasti apa dan bagaimana pekerjaan mereka, sebaiknya kita diam, menutup dan mengunci mulut rapat-rapat. Mengapa? Karena bila kita membicarakan apa yang tidak kita ketahui secara pasti maka hanya akan menyebar fitnah dan menyakiti orang lain. Itu sebabnya pepatah kuno mengatakan kalau “diam itu emas” J
Jangan pernah membandingkan pekerjaan kita dengan pekerjaan orang lain, itu sama saja membandingkan rezeki kita, dan itu sama saja dengan tidak percaya kepada Allah. Bukankah Allah SWT telah menjamin rezeki bagi setiap hamba-Nya? Jadi, mengapa kita harus ragu? J
Jalani saja pekerjaan yang sedang kita lakoni, percayalah bahwa rezeki kita tidak akan kemana, selama kita masih bisa berusaha dan bekerja keras, maka langkah selanjutnya adalah berikhtiar dan menyerahkannya kepada Allah SWT. Yakinlah bahwa Allah akan memberikan rezeki-Nya yang halal dari pintu mana saja.
Namun, diantara semua pekerjaan yang ada di bumi ini, apakah itu pekerjaan yang paling berat sekalipun atau pekerjaan yang elit atau pekerjaan yang biasa saja, ada satu pekerjaan yang paling mulia dan para pelakunya tidak pernah mendapatkan gaji. Pekerjaan itu adalah sebagai seorang ibu rumah tangga yang baik. Hal ini telah menjadi rahasia umum, siapa pekerja yang paling berat bidang pekerjaannya yang bahkan tidak mendapatkan UMR sekalipun, yang bilamana pekerja ini tidak ada, maka dunia akan menjadi kacau balau.
Maka, jangan pernah remehkan pekerjaan seorang ibu rumah tangga. Beliau bekerja lebih berat dari kita semua, jam kerjanya selalu saja lembur, tanpa ada istirahat yang cukup. Beliau bekerja tanpa mengenakan jas yang rapi seperti kita, tanpa mengenakan ID Card yang kita banggakan karena menyematkan logo perusahaan atau foto keren kita, tanpa mengenakan sepatu atau aksesoris ber-merk. Beliau hanya berkecimpung di dalam istana sederhana yang dinaungi keluarganya, hanya mengenakan daster biasa, dan menggunakan peralatan apa adanya. Upah yang paling berharga bagi beliau hanyalah keberhasilan dan kesuksesan suaminya, prestasi anak-anaknya dan sedikit pujian tentang masakannya. Jauh dari upah itu semua, apa yang menjadi upah hariannya hanyalah seulas senyuman tulus dan pelukan hangat dari para anggota keluarga. Itu adalah hal yang tidak akan kita dapatkan dari kantor atau perusahaan mana pun.
Maka, berbangga hatilah bagi wanita yang telah memilih untuk menjadi ibu rumah tangga yang baik dan bijaksana. Dan, tidak sepantasnya kita terlalu berbangga diri, mencela dan merendahkan pekerjaan seorang ibu rumah tangga. Ingat, tanpa mereka, mungkin kita tidak akan menduduki posisi ini J
Cium tangan beliau sebelum pergi. Mohon doa dan restu untuk pekerjaan kita. Insya Allah pekerjaan apa pun yang sedang kita jalani akan menjadi penuh berkah, amin.
Salam pencari rezeki J
180412
0 komentar:
Posting Komentar