Kita tidak akan pernah mengetahui apakah pilihan yang
akan kita ambil adalah pilihan yang terbaik dan kita tidak akan menyesalinya.
Kita akan mengetahui apakah kita akan menyesalinya atau tidak setelah melewati
masa tersebut. Pada dasarnya, sebelum kita mengambil dan membuat pilihan, kita
akan dihadapkan pada banyak kesempatan, kesempatan yang jarang datang dua atau
tiga kali menghampiri.
Pemilihan yang jeli akan meminimalisir penyesalan kita
nantinya. Itu sebabnya kita sering dihadapkan pada beberapa pilihan dan
kesempatan, agar kita bisa membandingkan pilihan mana yang terbaik dari pilihan
lainnya, agar kita bisa melihat kesempatan mana yang paling menguntungkan dan
sedikit membuat penyesalan.
Terkadang, kehadiran kesempatan itu sangat mengganggu,
dengan segala pertimbangan yang menyelingkupinya atau pun rentetan penyesalan
yang akan menyertainya. Kita selalu berada di dalam ruang ketakutan, sebuah
ruangan yang berasal dari imajinasi kita sendiri, ketakutan yang akan tercipta
ketika kita membayangkan masa depan, “Apakah aku akan menyesal?”
Pada kenyataannya, hidup kita ini memang penuh dengan
kesempatan dan pilihan, satu hal yang klise terdengar namun selalu saja terasa
sulit untuk dilakukan. Pertimbangan demi pertimbangan, pemikiran, prediksi,
reaksi, akibat, dan kemungkinan lainnya, semuanya seakan campur aduk menguras
energi, pikiran dan waktu.
Hingga akhirnya, tanpa kita sadari, kita telah berada di
ujung waktu dan harus bersiap untuk membuat sebuah keputusan. Kita tidak sadar
bahwa kita telah menghabiskan begitu banyak waktu hanya untuk mempertimbangkan
semua kesempatan dan pilihan yang telah diberikan. Maka, mau tidak mau, kita
harus membuat keputusan, kita akan memilih.
Apa yang terjadi setelah kita memilih? Kita akan mengetahui
masa depan, apa yang terjadi, apa yang berubah, apa yang sakit, apa yang
dirasakan, apa yang dicemaskan, apa yang ditakutkan, apa yang disesalkan. Kita mendapatkan
imbalan seperti itu untuk sebuah pilihan.
Meski pun banyak faktor dan banyak orang yang selalu ikut
campur dan memiliki andil yang penting, namun, keputusan mutlak selalu berada
di diri kita sendiri, kita lah yang pantas memberikan keputusan akan mengambil
pilihan dan kesempatan yang mana J
200412
0 komentar:
Posting Komentar