Sudah beberapa hari ini saya
mengidap gejala flu, bersin-bersin, hidung selalu mengeluarkan cairan bening
dan mulai sakit kepala. Ketika saya sudah tidak sanggup menahan sakit kepala,
maka saya putuskan untuk mengonsumsi obat pereda flu yang dijual bebas,
berharap flu yang belum parah ini akan segera hilang.
Pada saat itu sekitar pukul setengah
sembilan malam, tanpa basa basi saya langsung mengambil stok obat flu yang ada
di kamar. Dengan segera saya meminum sebutir obat pereda flu tanpa melihat atau
memperhatikan bungkusnya dulu, kemudian saya langsung menuju tempat tidur untuk
berisitrahat.
Selang beberapa menit, saya tidak juga terlelap,”Bukankah biasanya obat flu menimbulkan rasa kantuk yang teramat sangat ya?” batin saya saat itu. Saya merasa heran dan aneh, tetapi akhirnya tertidur juga. Bangun keesokan harinya, sakit kepala saya tidak reda juga, bersin-bersin pun semakin sering. Tapi karena tidak ingin ketergantungan obat, maka saya tidak mengonsumsi obat flu lagi.
Nah, ketika malamnya, saya mulai
merasakan sakit kepala lagi. Namun karena sudah terlalu pusing saya terlupa untuk
meminum obat flu tersebut, hingga saya tertidur pulas. Keesokan paginya ibu
saya menghampiri, beliau mulai khawatir dengan kondisi saya. Kemudian ibu
bertanya “Kamu sakit perut nak? Mencret-mencret ya?” Saya heran mengapa ibu
bertanya seperti itu, karena beliau tahu kalau saya sedang menderita flu. “Nggak bu, irda nggak mencret-mencret” jawab saya pendek sambil melanjutkan tidur.
Pukul setengah sepuluh pagi,
saya terbangun dan segera bertanya kepada ibu tentang pertanyaannya tadi. Ibu mengatakan
kalau beliau menemukan obat pereda sakit perut di meja dan berasumsi bahwa
sayalah yang meminum obat tersebut. Setelah saya ingat-ingat, ternyata saya
salah minum obat!!!
Astagfirullah…secara spontan
saya tergelak sendiri, entah karena menertawakan kebodohan atau mengkhawatirkan
keadaan kesehatan saya. Bagaimana bisa??? Itu pertanyaan yang mengusik benak
saya. Pantas saja rasa sakit kepala dan flu yang saya derita tidak berkurang sama
sekali, karena saya meminum obat perada sakit perut. Walaaahhh… kepala yang
sakit koq malah perut yang diobati,
hahahaha :D
Setelah menceritakan hal ini
kepada sahabat saya, dia mengatakan kalau mungkin terjadi missed communication antara perintah yang diberikan oleh otak
kepada organ mata. “Mungkin pada saat itu kondisi irda sudah terlalu lelah,
sehingga perintah otak yang diberikan kepada mata melalui link saraf tidak bekerja secara sempurna”. Memang saya akui, ketika
mengambil obat tersebut saya sudah merasa yakin kalau obat itu adalah obat flu
dan bukan obat lainnya, padahal batin saya sudah mengatakan tentang keanehan
dari bentuk bungkusnya. Dan mungkin juga karena warna kedua obat itu (obat
pereda flu dan obat pereda sakit perut) tampak sama, yaitu sama-sama berwarna
orange.
Saya tidak tahu, apakah saya yang
ngeyel atau memang kerja saraf saya
sedang terganggu saat itu, yang pasti, saya tidak meminum obat apa pun lagi dan
justru beristirahat total. Kondisi fisik yang lemah plus dengan serangan
penyakit lainnya membuat kewaspadaan diri menjadi berkurang. Itulah sebabnya
selalu ada iklan di media massa sebagai pengingat bagi kita sebelum mengonsumsi
obat, “Bacalah aturan pakainya, bila sakit berlanjut segera hubungi dokter”.
Benar, bacalah dan telitilah sebelum mengonsumsi obat, baik obat yang dijual
bebas maupun obat yang telah diresepkan oleh dokter.
Seumur hidup baru inilah saya
mengalami kejadian salah minum obat, dan berharap semoga ini yang pertama dan
terakhir. Semoga tulisan ini dapat menjadi pengingat juga bagi Anda yang akan
mengonsumsi obat-obatan, dan jangan sampai salah minum obat juga seperti saya
ya J
280812
3 komentar:
:)) kalo aku salah pilih pacar =))
nasib nasib.....
@n4be : hahahaha... sabar ya :D
nice share :-)
Posting Komentar