2 Januari 2013

Antara Depresi dan Gangguan Dunia Gaib


Sumber
Ada banyak hal yang hanya menjadi rahasia Allah SWT, salah satunya adalah tentang dunia gaib. Sebagai manusia, kita wajib mengakui dan mengetahui tentang keberadaan dunia ini beserta dengan makhluknya, namun bukan berarti kita harus larut terlalu dalam dan mengembangkan sikap fanatic terhadap segala sesuatu yang berkaitan dengan gaib tersebut. Satu hal yang harus kita yakini bahwa hidup kita selalu berdampingan dengan kehidupan mereka (makhluk gaib).

Sedangkan depresi adalah suatu keadaan yang terjadi karena satu atau banyak hal yang terlalu menekan diri dan jiwa hingga mengganggu kenormalan otak untuk berpikir. Berkhayal, melamun, hingga berbuat hal-hal yang diluar kewarasan adalah beberapa ciri terjadinya depresi pada diri seseorang. Depresi bukan berarti gila atau tidak waras, tapi antara depresi dan gila itu sendiri hanya dipisahkan oleh selembar kain tipis yang disebut logika.

Lantas, apa korelasinya antara dunia gaib dengan depresi atau ketidakwarasan? Tidak ada yang tahu pasti ada apa gerangan, hanya saja ada banyak hal yang telah terjadi dan mengusik pemikiran saya. Tentang gangguan kejiwaan yang dialami oleh seorang wanita, bukan berarti dia tidak waras atau gila, dia masih memiliki logika, itu yang membuatnya masih berada dalam jalur normal (waras).

Selama beberapa waktu saya mengenalnya dan rutin berhubungan dengannya, saya justru merasa kasihan yang teramat sangat. Saya bahkan bingung dengan keadaannya, prihatin dengan sisa-sisa kewarasan yang masih tinggal di dalam dirinya.

Pada awalnya dia selalu bercerita tentang gangguan para makhluk gaib yang selalu menyakiti dirinya. Dia sering marah bahkan hingga amarah dan murka atau bersedih hingga menangis tanpa mengetahui sebabnya. Dia mengatakan kalau dia tidak bisa mengendalikan dirinya dan melakukan hal itu begitu saja, melakukan hal-hal yang tidak terkendali tanpa ada alasan yang jelas.

Selalu ada alasan untuk suatu kejadian, meskipun ada banyak hal juga yang terjadi tanpa bisa dijelaskan alasannya dan itu adalah hak mutlak Allah selaku Tuhan seluruh alam. Salah satu hal untuk mempertahankan kewarasan adalah menemukan logika atas suatu hal yang kita lakukan, dan saya menyuruhnya untuk membangkitkan kelogisan itu dari otaknya.

Dia merasakan tengkuk dan pundaknya berat, maka saya menyuruhnya untuk cek darah, ada kemungkinan dia menderita hipertensi atau kolesterol, tetapi dia urung melakukannya, alasannya hal itu terjadi karena dia masih sering diganggu oleh makhluk-makhluk halus tersebut.

Dia mengatakan sering merasakan sakit kepala, maka saya menyuruhnya untuk berolahraga dan menjaga kesehatan, ada kemungkinan tubuhnya kurang bergerak atau sedang masuk angin, tetapi dia juga urung melakukannya, alasannya tidak punya waktu karena terlalu sibuk dengan urusan rumah tangga yang tidak selesai-selesai.

Dia berbicara tentang kondisi tubuhnya yang sering sakit-sakitan, maka saya menyuruhnya untuk makan lebih teratur, memakan makanan yang bergizi dan mengonsumsi vitamin, tetapi dia enggan melakukannya, alasannya vitamin dan makanan bergizi itu mahal.

Dia mengeluhkan perasaannya yang sering hampa dan kosong, maka saya menyuruhnya untuk selalu berpikiran positif. Dia memang belum bisa mempertahankan dan memberikan sugesti pemikiran positif kepada dirinya sendiri, tetapi dia selalu berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan beribadah.

Dari beberapa clue dan saran yang tidak ditanggapi tersebut, saya beranggapan bahwa dia termasuk seseorang yang keras kepala. Posisi saya hanya sebagai pendengar yang baik dan pemberi saran, diterima Alhamdulillah, kalau tidak dikerjakan juga tidak masalah, itu hak dia. Hanya saja ada rasa kecewa mengapa dia tidak mau berubah atau lebih tepatnya mengapa dia enggan berusaha untuk mengubah keadaan dirinya sendiri.

Depresi, mungkin itu yang sedang dialaminya saat ini. Dia mengakui banyak masalah yang terjadi didalam kehidupan rumah tangganya, sama seperti kehidupan rumah tangga yang lainnya. Konflik berkepanjangan dan ketidaksesuaian hati yang sedari dulu dipendam, membatu dan menggerogoti jiwanya dari dalam.

Mungkin benar adanya gangguan makhluk gaib yang sering diceritakannya, tetapi bila otak terus-menerus diberi sugesti tentang hal tersebut maka lambat laun kewarasan pun akan membias. Wallahu’alam… hanya Allah tempat kembalinya semua perkara.

Ada saatnya kita menempatkan diri untuk menyikapi hal-hal yang berkaitan dengan dunia gaib, tetapi ada saatnya juga kita harus mengeluarkan diri dari zona tersebut dan menyikapi masalah dengan logika. Berusahalah untuk menyeimbangkan keadaan dengan pikiran yang jernih, karena sugesti yang salah akan menghancurkan diri kita sendiri tanpa disadari.

Walluhu’alam… hanya Allah yang Maha Mengetahui apa yang terjadi sesungguhnya diantara hal-hal tersebut.



020113

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis