8 Mei 2014

Pengingat Bagi Yang Ingin Diingatkan

Sepertinya tulisan kali ini saya masih membicarakan tentang sakit gigi. Bukan bermaksud untuk me-lebay-kan penyakit ini atau sekedar mencari sensasi dengan berlaku mencari perhatian atau iba. Saya hanya ingin membagikan hal-hal positif yang telah saya dapatkan dari beragam kejadian yang saya rasakan dan membagikannya kepada Anda semua. Saya berharap bagi Anda yang membacanya dapat mengambil hikmah dan pelajaran juga.

Semalam saya mendatangi dokter gigi lagi, untuk membuka tambalan sementara dan menggati obatnya, kemudian ditambal sementara lagi. Saya dijadwalkan untuk datang lagi dan mendapatkan tambalan permanen di minggu depan. Saya berharap sakit gigi ini segera berlalu dan Allah memberikan kesembuhan, aamiin ya Rabb.

Entah mengapa sampai saat ini gigi saya masih terasa berdenyut, semakin sakit, terasa hingga ke bagian rahang dan leher. Allahu akbar…. Tapi, dibalik rasa sakit ini, saya berusaha mengambil hikmah apa yang terpendam, saya berusaha memikirkan apa maksud Allah SWT memberikan “teguran kecil” seperti ini. Seperti yang selama ini saya lakukan dan saya latihankan, bahwa disetiap kejadian –baik kejadian membahagiakan atau menyedihkan- pasti terkandung hikmah yang sangat indah. Hal ini berlaku bagi orang-orang yang memang memiliki pemikiran akan maksud Allah SWT menetapkan segala sesuatu terhadap hamba-Nya.

Saya sadar, dengan sakit gigi ini membuat saya cenderung lebih banyak diam, lebih banyak mendengar, lebih banyak berpikir, lebih banyak berzikir, lebih banyak melakukan intropeksi diri. Bahwa mungkin saja terdapat banyak kemungkinan penyebab mengapa hal ini terjadi. Ah, pemikiran manusia semata tidak akan mampu melampaui kekuasan Allah SWT, manusia hanya bisa menerka-nerka toh, tanpa bisa mengetahui secara pasti apa yang terjadi. Wallhu’alam…

Saya pribadi hanya berusaha untuk selalu berpikiran positif kepada Allah SWT. Bukankah Allah itu selalu mengikuti prasangka hamba-Nya? Jadi, tentu saja saya ingin Allah memberikan hal-hal yang positif kepada saya, maka saya pun harus berpikiran positif pula.

Segala sesuatu pasti memiliki hal positif, tergantung dari sisi mana kita melihat atau menilainya. Hasilnya pun tergantung dari bagaimana cara kita menyikapinya. Seperti sebuah kalimat dari Aa Gym, yang sampai sekarang masih saya ingat dengna jelas. Kurang lebih beliau berkata :

“Seperti perumpaan nasi yang sudah menjadi bubur. Tergantung dari masing-masing orang, apakah membiarkan saja bubur itu hingga menjadi mubazir, atau menambahkan suiran ayam, kacang goreng, kerupuk dan sambal hingga menjadi bubur ayam yang enak”

Perumpamaan memang semudah mengatakannya. Teori juga semudah mengucapkannya. Tapi melakukannya tidak semudah itu. Ah, kuno! Selama kita mau berusaha dan memiliki niat yang baik untuk mengubah keadaan, mengapa kita harus menyerah begitu saja? ;) Bukankah Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum bila kaum itu sendiri tidak mau berusaha mengubah nasibnya? Jadi, berusahalah sebaik dan terbaik mungkin untuk menghadapi kejadian-kejadian di hidup ini :)


-080514-

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis