Sepertinya
tulisan kali ini saya masih membicarakan tentang sakit gigi. Bukan bermaksud
untuk me-lebay-kan penyakit ini atau sekedar mencari sensasi dengan berlaku
mencari perhatian atau iba. Saya hanya ingin membagikan hal-hal positif yang
telah saya dapatkan dari beragam kejadian yang saya rasakan dan membagikannya
kepada Anda semua. Saya berharap bagi Anda yang membacanya dapat mengambil
hikmah dan pelajaran juga.
Semalam
saya mendatangi dokter gigi lagi, untuk membuka tambalan sementara dan menggati
obatnya, kemudian ditambal sementara lagi. Saya dijadwalkan untuk datang lagi dan
mendapatkan tambalan permanen di minggu depan. Saya berharap sakit gigi ini
segera berlalu dan Allah memberikan kesembuhan, aamiin ya Rabb.
Saya
sadar, dengan sakit gigi ini membuat saya cenderung lebih banyak diam, lebih
banyak mendengar, lebih banyak berpikir, lebih banyak berzikir, lebih banyak melakukan
intropeksi diri. Bahwa mungkin saja terdapat banyak kemungkinan penyebab
mengapa hal ini terjadi. Ah, pemikiran manusia semata tidak akan mampu
melampaui kekuasan Allah SWT, manusia hanya bisa menerka-nerka toh, tanpa bisa
mengetahui secara pasti apa yang terjadi. Wallhu’alam…
Saya
pribadi hanya berusaha untuk selalu berpikiran positif kepada Allah SWT. Bukankah
Allah itu selalu mengikuti prasangka hamba-Nya? Jadi, tentu saja saya ingin
Allah memberikan hal-hal yang positif kepada saya, maka saya pun harus
berpikiran positif pula.
Segala
sesuatu pasti memiliki hal positif, tergantung dari sisi mana kita melihat atau
menilainya. Hasilnya pun tergantung dari bagaimana cara kita menyikapinya. Seperti
sebuah kalimat dari Aa Gym, yang sampai sekarang masih saya ingat dengna jelas.
Kurang lebih beliau berkata :
“Seperti perumpaan nasi yang sudah menjadi
bubur. Tergantung dari masing-masing orang, apakah membiarkan saja bubur itu
hingga menjadi mubazir, atau menambahkan suiran ayam, kacang goreng, kerupuk
dan sambal hingga menjadi bubur ayam yang enak”
Perumpamaan
memang semudah mengatakannya. Teori juga semudah mengucapkannya. Tapi melakukannya
tidak semudah itu. Ah, kuno! Selama kita mau berusaha dan memiliki niat yang
baik untuk mengubah keadaan, mengapa kita harus menyerah begitu saja? ;)
Bukankah Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum bila kaum itu sendiri tidak
mau berusaha mengubah nasibnya? Jadi, berusahalah sebaik dan terbaik mungkin
untuk menghadapi kejadian-kejadian di hidup ini :)
-080514-
0 komentar:
Posting Komentar