6 Mei 2014

Peri Gigi Sakit Gigi

Waahhh… sudah masuk bulan Mei :D
Waahhh… saya masih aktif menulis :D

Berita kali ini adalah tentang sakit gigi, hahay. Udah lama rasanya tidak merasakan uforia seperti ini. “Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati…”, satu bait lagu yang selalu dinyanyikan orang-orang bila merasakan sakit gigi, begitu pula saya. Eits, tapi bukan berarti saya sedang sakit hati loh, hehehe…

Sumber
Ada dua poin yang akan saya ceritakan. Hal yang pertama adalah tentang sakit gigi ini. Saya ingin Anda semua mengambil pelajaran dari cerita saya ini. Awal ceritanya adalah ketika gigi geraham belakang bagian kanan bawah saya dibersihkan, diberi obat dan ditambal dengan tambalan sementara, itu cerita sekitar dua tahun yang lalu. Dan (bandelnya) saya tidak kembali lagi ke dokter tersebut untuk membuka tambalan sementara dan menggantinya dengan tambalan permanen. Bisa ditebak donk apa yang terjadi kemudian? Sakit giginya sampai ke kepala dan leher :(

Akhirnya saya paksakan diri untuk segera ke dokter gigi. Alhamdulillah tidak ada hal yang mengkhawatirkan terkait tambalan gigi yang telah expired itu. Gigi saya dib or ulang, diberi obat dan ditambal baru kembali. Ya, ini masih tambalan sementara, jadi saya harus bersabar untuk jadwal pemeriksaan berikutnya untuk mendapatkan tambalan baru yang permanen.

Dasar manusia ya, pasti ada saja khilaf dan lupanya. Sesampainya di rumah, saya langsung makan, maklum perut keroncongan. Memang sie sebelum ke dokter gigi saya sudah makan dengan poersi yang sedikit, nah porsi yang ini lumayan banyak, pakai sambal terasi pula tuh, makin selera saja makan saya, dan terlupalah tambalan gigi yang masih basah, astagfirullah…

Jreeeng… tambalannya terbuka! Dan pasti tertelan! Antara sedih menahan sakit dan menertawakan kebodohan diri sendiri. Ah sudahlah, namanya juga manusia, tempatnya salah. Akhirnya saya harus bersabar untuk mengunyah makanan dan prioritas menggunakan gigi bagian sebelah kiri.

Nah, kepada pembaca blog saya ini, semoga Anda semua dapat mengambil perlajaran dan hikmah dari cerita pertama saya di atas. Peri giginya ternyata sedang sakit gigi, hahaha…

Nah, cerita kedua berkaitan tentang pengajian rutin yang saya ikuti setiap hari Minggu. Tema kali ini adalah tentang keutamaan sholat dibandingkan dengan ibadah lainnya. Pak ustadz menjelaskan betapa ibadah sholat itu adalah ibadah yang paling utama karena merupakan perintah langsung yang diberikan oleh Allah kepada hamba-Nya.

Semua perintah ibadah disampaikan menggunakan perantara malaikat Jibril yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Sedangkan perintah untuk menunaikan ibadah sholat disampaikan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang terjadi pada saat peristiwa Isro’ Mi’raj. Jadi, dalam keadaan, situasi dan kondisi apa pun kita harus berkomitmen menjalankan ibadah sholat.

Ada suatu kasus dimana seseorang memberikan banyak infak atau membagi-bagikan sedekah, namun ternyata ibadah tersebut tidak diterima oleh Allah SWT. Kenapa? Karena seseorang itu tidak menunaikan ibadah wajibnya, yaitu sholat. Sholat sendiri sesungguhnya bukanlah kewajiban kita, namun merupakan kebutuhan kita sendiri. Allah tidak membutuhkan kita, tapi kitalah yang membutuhkan Allah dalam setiap langkah kehidupan.

Ibarat melemparkan pasir ke atas bambu, pasir tersebut tidak akan pernah menempel ke atas bambu. Seperti itulah perumpaan orang yang melakukan ibadah lainnya tapi tidak melakukan ibadah sholat. Tapi, apa pun itu yang dilakukan oleh kita, kita harus menyerahkan semuanya kepada Allah, karena hanya Dia-lah yang berhak untuk menentukan apakah ibadah kita diterima atau tidak. Walahu’alam…


-060514-

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis