Waahhh… sudah masuk bulan Mei :D
Waahhh… saya masih aktif menulis :D
Berita
kali ini adalah tentang sakit gigi, hahay. Udah lama rasanya tidak merasakan
uforia seperti ini. “Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati…”, satu bait
lagu yang selalu dinyanyikan orang-orang bila merasakan sakit gigi, begitu pula
saya. Eits, tapi bukan berarti saya sedang sakit hati loh, hehehe…
Sumber |
Akhirnya
saya paksakan diri untuk segera ke dokter gigi. Alhamdulillah tidak ada hal
yang mengkhawatirkan terkait tambalan gigi yang telah expired itu. Gigi saya dib
or ulang, diberi obat dan ditambal baru kembali. Ya, ini masih tambalan
sementara, jadi saya harus bersabar untuk jadwal pemeriksaan berikutnya untuk
mendapatkan tambalan baru yang permanen.
Dasar
manusia ya, pasti ada saja khilaf dan lupanya. Sesampainya di rumah, saya
langsung makan, maklum perut keroncongan. Memang sie sebelum ke dokter gigi
saya sudah makan dengan poersi yang sedikit, nah porsi yang ini lumayan banyak,
pakai sambal terasi pula tuh, makin selera saja makan saya, dan terlupalah
tambalan gigi yang masih basah, astagfirullah…
Jreeeng…
tambalannya terbuka! Dan pasti tertelan! Antara sedih menahan sakit dan
menertawakan kebodohan diri sendiri. Ah sudahlah, namanya juga manusia,
tempatnya salah. Akhirnya saya harus bersabar untuk mengunyah makanan dan
prioritas menggunakan gigi bagian sebelah kiri.
Nah,
kepada pembaca blog saya ini, semoga Anda semua dapat mengambil perlajaran dan
hikmah dari cerita pertama saya di atas. Peri giginya ternyata sedang sakit
gigi, hahaha…
Nah,
cerita kedua berkaitan tentang pengajian rutin yang saya ikuti setiap hari
Minggu. Tema kali ini adalah tentang keutamaan sholat dibandingkan dengan
ibadah lainnya. Pak ustadz menjelaskan betapa ibadah sholat itu adalah ibadah
yang paling utama karena merupakan perintah langsung yang diberikan oleh Allah
kepada hamba-Nya.
Semua
perintah ibadah disampaikan menggunakan perantara malaikat Jibril yang
disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Sedangkan perintah untuk menunaikan
ibadah sholat disampaikan langsung oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW yang
terjadi pada saat peristiwa Isro’ Mi’raj. Jadi, dalam keadaan, situasi dan
kondisi apa pun kita harus berkomitmen menjalankan ibadah sholat.
Ada suatu
kasus dimana seseorang memberikan banyak infak atau membagi-bagikan sedekah,
namun ternyata ibadah tersebut tidak diterima oleh Allah SWT. Kenapa? Karena seseorang
itu tidak menunaikan ibadah wajibnya, yaitu sholat. Sholat sendiri sesungguhnya
bukanlah kewajiban kita, namun merupakan kebutuhan kita sendiri. Allah tidak
membutuhkan kita, tapi kitalah yang membutuhkan Allah dalam setiap langkah
kehidupan.
Ibarat
melemparkan pasir ke atas bambu, pasir tersebut tidak akan pernah menempel ke
atas bambu. Seperti itulah perumpaan orang yang melakukan ibadah lainnya tapi
tidak melakukan ibadah sholat. Tapi, apa pun itu yang dilakukan oleh kita, kita
harus menyerahkan semuanya kepada Allah, karena hanya Dia-lah yang berhak untuk
menentukan apakah ibadah kita diterima atau tidak. Walahu’alam…
-060514-
0 komentar:
Posting Komentar