Seperti
biasa, banyak hal positif yang ingin saya bagikan kepada dunia maya lewat
tulisan serba guna ini, dan seperti biasa pula, (masih) banyak alasan yang
membuat saya belum bisa menuliskannya satu per satu. Ah, time management ini memang pelajaran yang sulit ya, hahaha…
Insya
Allah saya akan menambahkan satu komitmen lagi pada hidup saya, komitmen dalam
hal berbagi cerita atau hal-hal positif. Hal yang akan saya lakukan ini
terinspirasi dari kegiatan rutin yang baru saja saya lakukan sejak 2 bulan ini.
Semenjak menikah dan menjabat menjadi seorang istri, saya memiliki banyak
perubahan, dan Alhamdulillah perubahan tersebut adalah perubahan yang positif,
jadi kenapa harus saya simpan saja toh? :)
Setiap
minggu, saya memiliki beberapa jadwal mengaji. Minggu pagi, ba’da subuh, saya
dan ummi (ibu mertua) mengikut pengajian dan ceramah agama. Selasa dan Rabu sore,
ba’da ashar, saya dan ummi juga mengikuti pengajian membaca Al-Qur’an,
memperdalam ilmu tajwid.
Sebenarnya,
dari dulu saya tidak pernah mau mengikut berbagai event pengajian atau ceramah
agama. Alasannya karena terlalu paranoid akan aliran ajaran agama yang sesat. Sampai
akhirnya suami meminta saya untuk menemani ummi mengaji, hingga pikiran saya
terbuka lebar kembali, bahwa apa yang selama ini saya takutkan dan saya
khawatirkan tidak semuanya terjadi. Allah masih melindungi kami dari hal-hal
sesat seperti itu dan kami pun mendapatkan banyak rahmat berupa ilmu
pengetahuan.
Nah,
Insya Allah saya akan membagikan ilmu pengetahuan apa yang telah saya dapatkan
selama mengaji seminggu ini. Biasanya tema yang diangkat saat ceramah adalah
membahas hadist satu per satu dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Hadist
yang dibacakan oleh pak ustadz bersumber dari HR Bukhori dan Muslim (nanti saya
cari tahu apa judul bukunya untuk lebih memastikan keabsahannya).
Tema
minggu ini adalah tentang aib, yaitu Tutuplah Aib Orang Lain, Maka Allah Akan
Menutup Aibmu. Tema ceramah seperti ini sudah sering kita dengar, tetapi belum
tentu semua orang dapat melakukannya, dan belum tentu juga kita dapat istiqomah
melakukannya. Salah satu hal yang paling sulit dilakukan oleh kita adalah
menutup mulut rapat-rapat, menyimpan rahasia (aib) atau tidak mengurusi urusan
orang lain. Apalagi (sebagian besar) kaum hawa, yang telah memiliki habit
sebagai seorang komentator handal.
Pak ustadz
memberikan nasehat bahwa apa pun yang dilakukan orang lain (berbuat aib)
hendaklah kita mengingatkannya dan kemudian menutup mulut. “Diam saja… ssstttt…
tutup mulutnya ya…” ujar pak ustadz sambil menutup mulutnya menggunakan jari
telunjuk. Teorinya memang mudah, tapi prakteknya belum tentu kan?
Setiap
mendengar ceramah, seolah-olah saya mendapatkan hidayah kembali. Diingatkan dengan
cara yang sederhana namun tetap menggelitik naluri. Begitu pula saat saya
berusaha untuk tidak melakukan kesalahan dan mengikuti nasehat beliau. Seperti kemarin
saat saya pergi bersama suami menggunakan alat transportasi commuter line. Ada banyak pemandangan
yang aneh dan menggelitik lidah saya untuk berkomentar ini dan itu. Sampai akhirnya
saya hanya senyam senyum sendiri karena berusaha sekuat tenaga untuk menahan lidah
supaya tidak keluar dari mulut (berkomentar).
Subhanalllah…
istiqomah berbuat kebaikan memang sulit, tapi tergantung bagaimana niat kita
untuk meraih ridho Allah SWT. Tutuplah aib orang lain, maka Allah akan menutup
aibmu…
-280414-
0 komentar:
Posting Komentar