Setiap
orang menyandang status sebagai seorang “pelajar”, meskipun dia telah
menyelesaikan pendidikan formal atau non-formalnya. Pelajar disini dalam artian
belajar dari proses kehidupan. Ya, kita semua adalah pelajar abadi sampai
keabadian itu sendiri yang merenggutnya.
Tidak
bisa dipungkiri dalam sebuah majelis pembelajaran yang memiliki banyak pelajar,
kita akan menemukan banyak getaran kompetisi. Merasa diri paling bagus, paling
hebat, paling berpengalaman, paling tahu, paling mengerti, dan paling lainnya. Kompetisi
itu sendiri pada dasarnya baik untuk perkembangan kita, namun jangan sampai
jatuh ke dalam jurang kesombongan atau keangkuhan.
Setiap
orang pasti memiliki kesalahan, pasti akan melakukan kesalahan, yang
membedakannya adalah apakah seseorang itu mau belajar dari kesalahannya dan
memperbaikinya. Kesalahan bukan sekedar vonis yang dijatuhkan sebagai bentuk
peringatan, namun juga sebagai pengingat bahwa kodrat kita sebagai manusia
adalah tempatnya salah dan khilaf.
Begitu
juga bila kita berkumpul dalam majelis pembelajaran, pasti akan bertemu dengan “kesalahan”.
Jangan takut berbuat salah (dalam artian positif), bila kita tidak melakukan
kesalahan, maka kita tidak akan tahu apa kebenarannya dan kita tidak akan bisa mengetahui
sampai dimana kemampuan diri kita.
Keterkaitan
antara kesalahan dengan kompetisi kesombongan terletak pada esensi ilmu yang
akan didapatkan. Ada orang yang berbuat salah tapi langsung menyadari
kesalahannya dan kemudian memperbaikinya. Ada orang yang harus diingatkan dulu
akan kesalahannya baru kemudian memperbaikinya. Ada juga yang sudah tahu
berbuat salah tapi tetap saja melakukannya. Dan ada yang berbuat salah, sudah diingatkan
tapi masih saja kekeuh dengan
pendiriannya. Wallahu’alam…
Kompetisi
kesombongan tentu masih luas cakupan arti dan pengertiannya. Saya sendiri masih
berusaha untuk mencerna dan menitikbalikkan topik ini kepada diri saya sendiri.
Pemahaman setiap orang berbeda, perspektif orang juga berbeda, maka cara untuk
menyikapinya tentu saja berbeda. Jadi, marilah kita menjadi golongan
orang-orang yang mau untuk berpikir untuk terus memperbaiki diri sendiri.
-020414-
0 komentar:
Posting Komentar