9 April 2012

Hiruk Pikuk Semangat Pagi

Pagi ini seperti biasanya, kota Medan dipenuhi dengan geliat kesibukan para warganya, tidak ada yang aneh, semuanya tampak biasa saja. Namun, ketika saya mengamati kejadiannya satu per satu, terasa gairah kehidupan yang sangat luar biasa.

Mulai dari jalanan yang selalu ramai dipenuhi oleh kendaraan roda dua, tiga , empat hingga roda enam, mulai dari kendaraan pribadi, kendaraan sewa, angkutan umum, hingga kendaraan dinas, mulai dari emak-emak, bapak-bapak, anak-anak, kakak-kakak, abang-abang, semuanya tumpah ruah di jalan raya.

Masalah pelanggaran lampu lalu lintas pun sudah biasa, jangankan para kaum pria, kaum wanita pun sama binalnya dalam hal menerobos lampu merah yang telah menyala. Tua atau muda, rasanya sama saja niatnya, “yang penting cepat sampai ditujuan”, mereka tidak melihat bahwa malaikat maut mengintip-ngintip dari berbagai penjuru, bersiap mengambil ruh dari para penerobos lampu merah.

Ketika angka pada lampu lalu lintas berwarna merah masih menunjukkan angka 7 atau 5, para pengendara yang berada di barisan tengah hingga belakang akan langsung menekan tombol klakson bermaksud agar para pengendara yang berada di barisan depan segera meluncur dan bergerak. Walah, wong lampunya masih merah koq disuruh jalan ya?

Semua orang merasa sebagai orang penting dan ingin sampai di tujuan dengan cepat, itulah rasa egoisme yang merajai jalanan. Manuver-manuver lincah sering terlihat, baik untuk menjadi orang pertama yang melewati lampu hijau maupun sedang mendahului kendaraan lainnya. Ssswwwiiiinngggg…… wush wush wush…. Semua seperti sedang kebelet ke kamar kecil, serba terburu-buru. Atau ternyata mereka menganggap sebagai rivalnya Valentinno Rossi ya? :D

Ketika telah bersenggolan, terjatuh, tabrakan, kecelakaan atau hanya karena lirik-lirikan mata yang melotot, jangan heran bila sumpah serapah akan terdengar kemana-mana. Kemacetan serta merta akan terjadi karena para pengendara yang lain akan berhenti untuk sekedar melihat atau mencaritahu informasi tentang kejadian seru tersebut, dan bunyi klakson pun akan semakin nyaring dan sering terdengar untuk mengusir para penonton jalanan.

Belum lagi para “pemalak” yang selalu siap sedia di simpang atau sudut jalan, semakin menambah ruyam suasana pagi, plus bisa merusak mood. Ada yang ban kendaraannya bocor, tertusuk paku atau memang sudah masanya harus diganti. Ada juga yang kehabisan bensin dan harus mendorong kendaraannya sampai menemukan pom bensin terdekat. Wajah yang cerah, cantik dan cakep, perlahan akan luntur bila menghadapi masalah ini.

Nah, bila bertemu dengan pasar yang berada di pinggir jalan raya, bersabar-sabarlah. Sudah bisa dipastikan akan macet cet cet…. Pedagang yang menggelar lapaknya di jalan, para pembeli yang berjalan sesuka hati atau mengendarai kendaraannya melawan arah, tukang parkir yang asal saja menghentikan kendaraan lainnya, becak motor dan becak dayung yang parkir di sembarang tempat, angkot yang menurunkan atau menaikkan penumpang di mana saja, durasi lampu merah yang lama, plus tumpah ruahnya orang-orang yang sedang beraktivitas, baik ke sekolah, ke kantor maupun ke tempat lainnya.

Suasana pagi memang sangat ramai dan terlihat menyenangkan ya? Meski begitu, tidak semua orang berpendapat sama dengan gambaran di atas, mungkin karena mereka belum menyadari betapa indahnya kesibukan dunia, betapa nikmatnya mencari sesuap rezeki atau menimba ilmu, betapa dahsyatnya semangat pagi, dan betapa herannya mengapa macet tak kunjung reda :D

Well, semangat pagi J

090412

2 komentar:

Nich mengatakan...

Biasanya saya merasa yang di belakang klakson-klakson di detik -5 itu, supaya jangan telat ngegas pas lampu sudah hijau, kak :D

Hehehe

Irda Handayani mengatakan...

@bg Nich : wahahaha... ketahuan, ternyata yg sering klakson2 itu salah satunya abang ya =D

Posting Komentar

ShareThis