Entah sudah berapa lama saya mengidap penyakit ini, nama penyakit aneh yang saya sebut dengan Sidrom Lupa Hari. Semenjak saya memutuskan untuk resign dari pekerjaan dan memulai pekerjaan yang baru, yaitu pekerjaan yang sesuai dengan visi dan misi hidup saya. Banyak tujuan yang ingin saya capai dan wujudkan, yang membuat saya harus selalu fokus dan mengisi hari-hari dengan beragam eksplorer dan eksperimen, dengan berbagai ide dan kretivitas, dengan berbagai macam tekanan, dengan berbagai bentuk ketidakstabilan emosi, dengan dengan faktor lainnya.
Saya terbiasa hidup dengan cara sistematis dan terencana, sehingga jarang sekali merasa kebingungan mau menghabiskan hari dengan berbuat apa. Semuanya memiliki jadwal yang tersusun rapi di otak atau buku notes saya. Plan A, plan B, plan C, dan plan-plan sebagainya.
Ada beberapa hal yang mengingatkan saya tentang hari, yaitu puasa dan jadwal menonton film drama Korea di televisi. Kedua hal tersebutlah yang terkadang mengingatkan saya ini hari apa. Puasa sunnah yang dilaksanakan pada hari Senin dan Kamis merupakan faktor penting bagi saya, sehingga dengan cepat saya menyadari bahwa hari ini adalah hari Senin atau hari Kamis. Sedangkan jadwal menonton film drama Korea di televisi pada sore hari sebenarnya hanya untuk mengingatkan saya akan hari kerja rutin, yaitu dari hari Senin sampai hari Jum’at. Selebihnya, saya tidak ingat sama sekali kecuali bila sering menatap lembar kalender yang tepajang di dinding, itu pun saya sering bertanya kembali ke orang lain untuk memastikan hari dan tanggal berapa hari ini, atau melihat ke fasilitas kalender yang ada di telepon genggam.
Saya sendiri tidak tahu seberapa parahnya Sidrom Lupa Hari yang saya idap ini, dan saya merasa sangat kewalahan bila melupakan hari atau tanggal. Karena hal ini berkaitan serat dengan kegiatan rutin saya seperti kapan waktunya deadline, jadwal training online, hingga hari penting lainnya. Notes memang selalu tersedia di samping saya dengan berbagai catatan dan coretan, namun tetap saja saya lupa, astagfirullah.
Biasanya hal yang sering membuat saya kelimpungan adalah jadwal training online yang saya laksanakan rutin setiap hari Sabtu. Apa pun yang namanya training pasti membutuhkan materi sebagai bahan untuk menyampaikan training tersebut, nah, apa yang terjadi bila saya sering melupakan hari dan tiba-tiba saya sudah berada di penghujung hari Jum’at? Bingung? So pasti, dan saya sering merasakan kesal sendiri. Jadi terburu-buru untuk membuat materi training-nya, dan hal yang dikerjakan secara terburu-buru tidak akan terlihat maksimal kan?
Saya juga memiliki kebiasaan lebih sering mendahulukan pekerjaan yang lebih urgent daripada pekerjaan yang biasa dan rutin saya kerjakan, mungkin itu juga sebabnya mengapa saya sering mengacuhkan bunyi alarm yang memberitahukan tentang suatu pekerjaan atau kegiatan yang harus saya siapkan atau selesaikan.
Hari berlalu dengan cepatnya, tanpa terasa saya seperti telah menelan semua hari dan tanggal dalam satu tegukan. Hingga suatu ketika saya merasa khawatir, bila sindrom ini terus-menerus menghantui saya, maka tanpa disadari tiba-tiba umur saya sudah mencapai 30 tahun dan belum beranjak untuk menikah! Astagfirullah…. Semoga hal itu tidak terjadi, karena walau bagaimana pun saya tidak ingin menghabiskan hari-hari dengan sendirian, tentu saja saya juga ingin berbagi hari dengan seorang yang spesial di hidup saya.
Saya bukanlah seorang praktisi kesehatan atau seorang yang mengerti dan memahami tentang seluk beluk kesehatan. Maka, bila Anda mengetahui apa sebenarnya yang saya alami ini, bisakah memberitahukannya kepada saya? Apakah sindrom yang saya sebut sebagai “Sindrom Lupa Hari” ini berbahaya? Atau apakah sindrom ini hanya perasaan saya saja?
Apa pun penjelasan atau komentar Anda, saya tetap mengucapkan terima kasih J
140412
2 komentar:
Eee... penyakit apa ya? saya juga kurang paham karena saya juga bukan dokter, tapi saya mau tanya 1 hal coba jawab yang jujur ya mba.. "Hari ini hari apa?" :D ^^V
@NF : hahahaha.... hari ini hari Minggu mb :D
Posting Komentar