8 Juli 2012

Infeksi dan Abses Payudara


Apa yang ada dibenak bila mendengar kata infeksi payudara? Membayangkan rasa nyut-nyutan yang menyebar di sekitar payudara atau pemikiran bahwa infeksi selalu diikuti dengan adanya nanah (pus) dari sel darah putih yang mati “berperang” melawan bakteri penyebab infeksi tersebut. Hhiiiii… sereeemmm!

Sedangkan abses biasanya terjadi pada gusi, dimana gusi membengkak dan terdapat cairan getah bening di dalamnya. Dokter akan menyobek sedikit gusi tersebut agar cairan di dalamnya keluar. Nah, kalau abses payudara itu apa?



Definisi
Infeksi payudara (mastitis) adalah suatu infeksi pada jaringan payudara. Pada infeksi yang berat atau tidak diobati, bisa berbentuk abses payudara yaitu penimbunan nanah di dalam payudara.


Penyebab
Infeksi payudara biasanya disebabkan oleh bakteri yang banyak ditemukan pada kulit yang normal (staphylococcus aureus). Bakteri sering kali berasal dari mulut bayi dan masuk ke dalam saluran air susu melalui sobekan atau retakan di kulit (biasanya pada puting susu).

Mastitis biasanya terjadi pada wanita yang menyusui dan paling sering terjadi dalam waktu 1 sampai 3 bulan setelah melahirkan. Sekitar 1 – 3% wanita menyusui mengalami mastitis pada beberapa minggu pertama setelah melahirkan.

Pada wanita pasca menopause, infeksi payudara berhubungan dengan peradangan menahun dari saluran air susu yang terletak di bawah puting susu. Perubahan hormonal di dalam tubuh wanita menyebabkan penyumbatan saluran air susu oleh sel-sel kulit yang mati. Saluran yang tersumbat ini menyebabkan payudara lebih mudah mengalami infeksi.


Gejala
1. Nyeri pada payudara
2. Benjolan pada payudara
3. Pembengkakan salah satu payduara
4. Jaringan payudara membengkak, nyeri bila ditekan, kemerahan dan terasa hangat
5. Nipple discharge (keluar cairan dari puting susu, bisa mengandung nanah)
6. Gatal-gatal
7. Pembesaran kelenjar getah bening ketiak pada sisi yang sama dengan payudara yang terkena demam


Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Jika tidak sedang menyusui, maka bisa dilakukan mammography atau biopsi payudara.


Pengobatan
Lakukan pengompresan hangat pada payudara selama 15-20 menit, 4 kali/hari. Berikan antibiotik sesuai dengan resep dokter  untuk mencegah pembengkakan. Lakukan juga pemijatan dan pemompaan air susu pada payudara yang terinfeksi.

Jika terjadi abses, biasanya dokter akan melakukan penyayatan untuk membuang nanah yang ada di dalam payudara, dan sebaiknya (dianjurkan) untuk berhenti menyusui sampai infeksi dan absesnya sembuh.

Pencegahan
Untuk mencegah terjadinya mastitis, Anda bisa melakukan beberapa tindakan berikut :
1. Menyusuilah secara bergantian antara payudara kiri dan kanan.
2. Untuk mencegah pembengkakan dan penyumbatan saluran, kosongkan payudara dengan cara memompanya.
3. Gunakan teknik menyusui yang baik dan benar untuk mencegah robekan atau luka pada puting susu.
4. Perbanyak minum air putih.
5. Selalu menjaga kebersihan puting susu dan payudara.
6. Mencuci tangan sebelum dan sesudah menyusui.


Sumber : artikelpayudara.com

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis