18 November 2011

Harap Waspadai Virus TORCH Pada Kehamilan Anda


TORCH merupakan akronim dari beberapa infeksi jenis penyakit bawaan yang sangat berbahaya bagi janin bila di derita oleh ibu hamil. Penyakit-penyakit ini dengan mudah akan menginfeksi janin dalam kandungan seorang ibu yang sedang hamil. Penyakit ini merupakan bagian dari TORCH yang terdiri dari virus dan beberapa bakteri. TROCH sendiri merupakan akronim yang dijabarkan sebagai berikut :

T : Toxoplasmosis atau Toxoplasma Gondii, dalam bahasa Indonesia dikenal dengan nama Toksoplasmosis
O : Other infection atau infeksi lainnya seperti Hepatitis B, Sifilis, Varicella-Zoster Virus, HIV dan Parvovirus B19
R : Rubella, dalam bahasa Indonesia diesbut sebagai Rubela atau Campak Jerman
C : Cytimegalovirus atau dikenal sebagai Sitomegalovirus atau virus Herpes manusia
H : Herpes simplex virus atau Herpes Simpleks

Akronim lain yang juga mirip yaitu TORCHES yang merupakan singaktan dari Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex, dan Syphilis. Diagnosis untuk penyakit infeksi ini telah berkembang ke arah pemeriksaan secara imunologis. Prinsip dari pemeriksaan ini adalah mendeteksi adanya zat anti (antibody) yang spesifik terhadap kuman penyebab infeksi tersebut sebagai respon tubuh terhadap adanya benda asing (kuman).


TOXOPLASMOSIS
Infeksi Toxoplasma disebabkan oleh parasit yang disebut Toxoplasma Gondii. Pada umumnya, infeksi ini terjadi tanpa disertai gejala yang spesifik. Gejala yang muncul biasanya ringan, mirip dengan gejala influenza, adanya rasa lelah, malaise, demam dan umumnya tidak menimbulkan masalah. Infeksi Toxoplasma berbahaya bila terjadi saat ibu sedang hamil atau pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang terganggu (misalnya penderita AIDS, pasien transpalasi organ yang mendapatkan obat penekan respon imun).

Diagnosis Toxoplasmosis secara kilinis sukar ditentukan karena gejala-gejalanya tidak spesifik atau bahkan tidak menunjukkan gejala (sub klinik). Oleh karena itu, pemeriksaan laboratorium mutlak diperlukan untuk mendapatkan diagnosis yang tepat. Pemeriksaan yang lazim dilakukan adalah Anti-ToxoplasmaIgG, IgM dan IgA serta Aviditas Anti-Toxoplasma IgG.

Penyebab :
Penyakit ini sering dihubungkan dengan kucing atau anjing sebagai penyebabnya, yaitu parasit dengan nama Toxoplasma gondii yang umumnya hidup pada binatang anjing dan kucing.

Penularan :
Parasit ini akan keluar bersama kotoran anjing dan kucing. Melalui kotoran inilah parasit itu menghinggapi manusia. Penyebaran lainnya adalah melalui lalat, kecoa atau serangga lain yang menghinggapi kotoran tersebut lalu menempel pada makanan yang telah matang atau pada sayuran yang bila tidak dimasak dengan tepat dapat menular pada manusia. Dapat pula menyebar melalui daging yang kurang matang saat diolah.

Akibat :
Janin yang terinfeksi penyakit ini dapat menyebabkan keguguran atau kematian bayi yang baru lahir. Bahkan dapat menyebabkan kelainan pada bayi saat dewasa.


RUBELLA

Infeksi Rubella ditandai dengan demam akut, ruam pada kulit dan pembesaran kelenjar getah bening. Infeksi ini disebabkan oleh virus Rubella yang dapat menyerang anak-anak dan dewasa muda. Infeksi ini sangat berbahaya bila terjadi pada wanita hamil muda karena dapat menyebabkan kelainan pada bayinya. Jika infeksi terjadi pada bulan pertama kehamilan maka resiko terjadinya kelainan adalah 50%, sedangkan jika infeksi terjadi pada trisemester pertama maka resikonya menjadi 25% (menurut America College of Obstatrician and Gynecologist, 1981).

Tanda-tanda dan gejala infeksi Rubella sangat bervariasi untuk tiap individu, bahkan pada beberapa pasein tidak dikenali, terutama apabila ruam merah tidak tampak. Oleh karena itu, diagnosis infeksi Rubella yang tepat perlu ditegakkan dengan bantuan pemeriksaan laboratorium.

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan meliputi pemeriksaan Anti-Rubella IgG yang digunakan untuk mendeteksi adanya kekebalan pada saat sebelum hamil, jika ternyata belum memiliki kekebalan maka dianjurkan untuk divaksinasi, kemudian pemeriksaan IgM dan Anti-Rubella yang sangat berguna untuk diagnosis infeksi akut pada kehamilan <18 minggu dan resiko infeksi Rubella bawaan.

Penyebab :
Dikenal juga sebagai penyakit Campak Jerman. Seseorang yang terinfeksi penyakit ini dapat dikenali dengan adanya ruam pada bagian tubuh, nyeri otot, demam (walau tidak selalu menyertai infeksi penyakit ini) dan adanya pembesaran getah bening.

Penularan :
Media penularannya melalui pernafasan, air liur, keringat, darah atau hubungna seksual dari penderita Rubella lainnya. Maka, untuk ibu hamil, sebaiknya menjaga jarak bila ada teman atau kerabat yang sedang menderita Rubella atau Campak Jerman agar tidak tertular.

Akibat :
Penyakit ini semakin berbahaya apabila di derita oleh wanita yang usia kehamilannya masih muda, khusunya pada trisemester pertama kehamilan. Hal yang dapat dialami oleh bayi apabila ibu terinfeksi penyakit ini adalah bayi terlahir cacat atau menderita kelainan seperti kerusakan pada otak, kebutaan, tuna rungu atau bisu.

Akibat: Penyakit ini semakin berbahaya apabila diderita oleh wanita yang usia kehamilannya masih muda, khususnya pada trimester pertama kehamilan. Hal yang dapat dialami oleh bayi apabila ibu terinfeksi penyakit ini adalah bayi terlahir cacat atau menderita kelainan seperti kerusakan pada otak, kebutaan, tuna rungu atau bisu.


CYTOMEGALOVIRUS (CMV)

Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo yang termasuk ke dalam golongan virus keluarga Herper. Seperti halnya keluarga Herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal secara laten dalam tubuh dan merupakan salah satu penyebab infeksi yang sangat berbahaya bagi janin bila terjadi pada saat ibu sedang hamil.

Jika ibu hamil terinfeksi, maka janin yang dikandung mempunyai resiko tertular sehingga mengalami gangguan misalnya pembesaran hati, pengapuran otak, ketulian, retardasi mental dan lain-lain. Pemeriksaan laboratorium sangat bermanfaat untuk mengetahui infeksi akut atau infeksi berulang dimana infeksi akut itu mempunyai resiko yang lebih tinggi. Pemeriksaan itu meliputi Anti CMV, IgG dan IgM, serta Aviditas Anti-CMV IgG.

Penyebab :
Disebabkan oleh virus Cytomegalo

Akibat :
Bila infeksi disebabkan oleh ibu hamil, maka bayi yang dikandung beresiko menderita pembesaran kepala, pengapuran otak, pembesaran hati, tuli, atau bentuk kaki dan tangan yang tidak normal.


HERPES SIMPLEKS TIPE II

Infeksi Herpes pada alat genital (kelamin) disebabkan oleh Virus Herpes Simpleks tipe II (HSV II). Virus ini dapat berada dalam bentuk laten dan menjalar melalui serabut syaraf sensorik kemudian berdiam di ganglion sistem syaraf otonom.

Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terifeksi HSV II biasanya memperlihatkan lepuh pada kulit, tetapi hal ini tidak selalu muncul sehingga mungkin tidak diketahui. Infeksi HSV II pada bayi yang baru lahir dapat berakibat fatal.

Pemeriksaan laboratorium untuk HSV II ini adalah Anti-HSV II dan IgM untuk mendeteksi secara dini terhadap kemungkinan terjadinya infeksi oleh HSV II dan mencegah bahaya lebih lanjut pada bayi bila infeksi terjadi pada saat kehamilan.

Penyebab :
Herpes terbagi atas 2 jenis, sedangkan yang berbahaya bagi ibu hamil adalah jenis Herpes Simpleks tipe II (HSV II). Infeksi ini menyerang alat kelamin, tanda dari seseorang terinfeksi penyakit ini adalah keputihan atau muncul bintik pada alat kelamin.

Penularan :
Melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan penderita lain. Bisa juga ditularkan melalui hubungan seksual.

Akibat :
Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terinfeksi penyakit ini dapat menderita kelainan pada kulit, yaitu kulit melepuh.


Tes TORCH dan Arti Hasilnya
  1. Periksalah serum untuk mencari ada tidaknya IgG spesifik untuk parasit/virus TORCH. Bila hasilnya negatif berarti Anda tidak pernah terinfeksi TORCH, namun bila hasilnya positif berarti Anda pernah terinfeksi. Tes IgG dimaksudkan untuk memeriksa apakah pada masa lalu si pasien pernah terinfeksi.
  2. Bila IgG positif, maka untuk menentukan kapan infeksi tersebut terjadi Anda harus melakukan pemeriksaan serum untuk mencari ada tidaknya IgM parasit/virus TORCH.
  3. Bila IgG positif dan IgM negatif, maka Anda telah terinfeksi lebih dari setahun yang lalu. Saat ini mungkin tubuh Anda telah mengembangkan kekebalan terhadap parasit itu, jadi Anda tidak perlu khawatir untuk hamil.
  4. Bila IgG positif dan IgM positif, maka Anda tengah mengalami infeksi dalam dua tahun terakhir.
  5. Kemudian, Anda harus melakukan lagi pemeriksaan IgM (jika diperlukan lakukan pemeriksaan IgG sekaligus) setelah dua minggu dari pemeriksaan pertama.
  6. Bila IgM tetap positif atau malah naik angkanya, berarti Anda sedang terinfeksi TORCH. Sebaiknya Anda sembuhkan dulu infeksi ini baru kemudian hamil.

Infeksi TORCH yang terjadi pada ibu hamil dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir prematur dan dapat juga menyebabkan kelainan pada janin yang dikandungnya. Kelainan yang muncul dapat bersifat ringan atau berat, kadang-kadang muncul setelah remaja.

Kelainan yang dapat muncul berupa :
  • Kerusakan mata (radang mata)
  • Kerusakan telinga (tuli)
  • Kerusakan jantung
  • Gangguan pertumbuhan
  • Gangguan syaraf pusat
  • Kerusakan otak (radang otak)
  • Keterbelakangan mental
  • Pembesaran hati dan limpa



Siapa dan Kapan Perlu Melakukan Pemeriksaan TORCH?
  • Wanita yang akan hamil atau merencanakan segera hamil
  • Wanita yang baru/sedang hamil bila hasil sebelumnya negatif atau belum pernah diperiksa, idealnya dipantau setiap 3 bulan sekali
  • Bayi yang baru lahir dari ibu yang terinfeksi pada saat hamil

  
Tindakan untuk Mencegah TORCH
Mengingat bahaya TORCH untuk ibu hamil, maka bagi Anda yang sedang merencanakan kehamilan atau yang saat ini sedang hamil, Anda dapat mempertimbangkan saran-saran berikut agar bayi Anda dapat terlahir dengna baik dan sempurna.

   1. Makan makanan bergizi
Saat hamil, sebaiknya Anda mengonsumsi banyak makanan bergizi. Selain baik untuk perkembangan janin, gizi yang cukup juga akan membuat tubuh tetap sehat dan kuat. Bila tubuh sehat, maka tubuh dapat melawan berbagai penyakit termasuk TORCH sehingga tidak akan menginfeksi tubuh.

2.       Lakukan pemeriksaan sebelum kehamilan
Ada abiknya, Anda memeriksakan tubuh sebelum merencanakan kehamilan. Anda dapat memeriksa apakah di dalam tubuh terdapat virus atau bakteri yang dapat menyebabkan infeksi TORCH. Jika Anda sudah terinfeksi, ikuti saran dokter untuk mengobatinya dan tunda kehamilan hinga benar-benar sembuh.

3.       Melakukan vaksinasi
Vaksinasi bertujuan untuk mencegah masuknya parasit penyebab TORCH. Seperti vaksin Rubella yang dapat dilakukan sebelum kehamilan. Hanya saja, Anda tidak boleh hamil dahulu sampai 2 bulan kemudian.

4.       Makan makanan yang matang
Hindari memakan makanan yang tidak matang atau setengah matang. Virus atau penyakit oenyebab TORCH bisa terdapat pada makanan dan tidak akan mati apabila makanan tidak dimasak sampai matang. Untuk mencegah kemungkinan tersebut, selalu konsumsi makanan matang dalam keseharian Anda.

5.       Periksa kandungan secara teratur
Selama masa kehamilan, pastikan juga agar Anda memeriksakan kandungan secara rutin dan teratur agar dapat dilakukan tindakan secepatnya apabila di dalam tubuh Anda ternyata terinfeksi TORCH. Penanganan yang cepat dapat membantu agar kondisi bayi tidak menjadi buruk.

6.       Jaga kebersihan tubuh
Jaga kebersihan tubuh Anda. Prosedur kebersihan dasar seperti mencuci tangan termasuk tindakan yang sangat penting.

7.       Hindari kontak dengan penderita penyakit
Seorang wanita hamil harus menghindari kontak dengan siapapun yang menderita infeksi virus, seperti Rubella yang juga disebut sebagai Campak Jerman.

Dengan mencari lebih banyak informasi tentang kehamilan serta merawat dirinya sebelum dan selama masa kehamilan maupun dengan memikirkan masak-masak jauh di muka tentang berbagai aspek melahirkan, seorang wanita akan melakukan apapun untuk memastikan bahwa kehamilannya aman. Maka, bagi seorang wanita hamil, cobalah untuk selalu waspada terhadap berbagai penyakit seperti TORCH agar bayi Anda terlahir sehat.


** Dari berbagai sumber

NB :
Meskipun virus yang terdapat di dalam tubuh Nadia belum bisa dipastikan atau mungkin dokternya yang belum berkenan untuk memberitahukan virus apa yang telah menginfeksi Nadia hingga kondisinya semakin parah, namun, saya tergerak untuk mencari tahu sebanyak mungkin apa saja kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi pada Nadia. Apa, sebab, akibat dan mencaritahu pengobatan atau apapun yang dapat saya lakukan untuk membantunya. Semoga, tulisan ini menjadi informasi yag berguna dan sebagai pengingat atau penghimbau kepada para wanita yang akan dan sedang mengandung.

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis