28 November 2011

Kampanye SADARI (Lagi)


Kemarin, saya telah membuat salah seorang sahabat saya menangis. Bukan karena kesalahan yang saya lakukan, bukan karena menyakiti hatinya, bukan karena mengkhianatinya, dan bukan karena alasan lainnya. Tapi, karena saya memberitahukan penyakit yang masih saya idap saat ini, yaitu kanker payudara. Saya lupa memberitahunya dan dia hanya bisa menangis ketika mengetahuinya.

Akhirnya, saya bercerita panjang lebar tentang penyakit ini. Dari awal mula saya mengetahuinya melalui SADARI (Periksa Payudara Sendiri) hingga seluk beluk kebandelan saya yang masih melanggar pantangan makanan. Dia masih tidak percaya dan bertanya apakah saya bercanda, tentu saja tidak, karena inilah faktanya.

Saya sharing tentang penyakit ini dan ikut mengajak dia untuk melakukan SADARI itu. Saya sadar bahwa saya sebagai seorang penderita kanker payudara tapi saya juga memiliki misi penting untuk mengkampanyekan bahaya kanker payudara ini, saya ingin agar para wanita waspada dan mendeteksi sedini mungkin akan penyakit ini.

Berdasarkan pengalaman saya, penyakit kanker payudara stadium awal tidak pernah memberikan tanda-tanda khusus seperti sakit di bagian payudara atau di kelenjar getah bening yang terletak di sekitar ketiak. Kalau pun ada peradangan atau pembengkakan pada payudara, wanita cenderung tidak terlalu mengkhawatirkannya karena pembengkakan seperti itu lazim di alami menjelang atau ketika menstruasi. Justru di situlah letak ketidakwaspadaan kita.

Kanker payudara stadium awal biasanya hanya berupa benjolan dengan ukuran yang beragam, ada sebesar kacang tanah, kelereng bahkan sampai sebesar telur. Dan, ketika benjolan itu disentuh atau diraba, tidak menimbulkan rasa sakit sama sekali. Namun, jika dibiarkan terus menerus atau tidak diketahui sama sekali, maka bahayanya lebih mengerikan, dimana suatu waktu benjolan itu akan dapat meradang atau bahkan membusuk dan langsung memasuki stadium II atau III, bahkan kematian akan menjadi vonis akhir bila terlambat ditangai.

Kita tidak akan mengetahui suatu hal yang berbahaya bila tidak melakukan pemeriksaan terhadap tubuh kita sendiri. Itulah mengapa pentingnya melakukan SADARI dan mengapa gerakan ini sangat saya elu-elu kan mengingat betapa bahayanya bila kita buta akan penyakit yang ternyata telah bersarang di tubuh kita.

Banyak artikel dan buku panduan yang bisa kita baca untuk melakukan pemeriksaan terhadap tubuh sendiri. Bukan ingin sok pintar dengan melakukan hal ini, tetapi alangkah lebih baiknya bila kita (sebagai si pemilik tubuh) mengetahui lebih dulu apa saja keanehan atau kejanggalan yang terdapat di dalam tubuh. Setelah mengetahuinya, barulah kita konsultasikan kepada para ahlinya. Cara ini sangat efektif untuk memperbaiki rasa shock akan suatu penyakit berbahaya yang terdapat di tubuh kita.

Memang, pada awalnya saya sendiri pun mengalami shock setelah mengetahui penyakit saya melalui pemeriksaan sendiri. Saya sempat merenung dan blank selama tiga hari, tapi Alhamdulillah akhirnya saya mengerti betapa beruntungnya saya karena saya yang menemukan penyakit itu, bukan orang lain J . Dan, dimulailah perjalanan panjang saya untuk melawan kanker payudara ini.

Tangis dan air mata dari orang-orang yang saya sayangi tidak akan membuat kondisi saya menjadi lebih baik dan sembuh, bahkan tangis dan air mata saya pun tidak mampu untuk mengobatinya. Justru semangat dan support yang sangat dibutuhkan oleh para penderita kanker, bukan hanya rasa kasihan itu. Dan, orang-orang pun akan terheran dengan semangat yang dimiliki oleh seorang penderita kanker, semangat yang selalu penuh untuk membantu dirinya sendiri agar selalu berpikiran positif dan berkeinginan untuk sembuh.

Seorang penderita kanker stadium awal tidak berbeda dengan orang-orang sehat lainnya, tampilan fisik mereka sama dan tidak ada yang aneh. Hanya saja, bukan disitu letak esensi perbedaannya. Seorang penderita kanker yang memiliki spirit untuk hidup sehat dan keinginannya untuk sembuh terlihat lebih berbeda bila dibandingkan dengan orang-orang sehat yang hanya bisa mengeluh dan mengeluh hanya karena sakit kepala atau masuk angin biasa.

Bodyguard Nafsu Makan
Seorang penderita kanker pun harus memiliki banyak bodyguard atau pengawal yang bertugas untuk mengawasi atau memarahi kebandelan si penderita itu. Komitmen hidup sehat dari seorang penderita kanker sangat rentan terhadap godaan makanan pantangan. Mencuri-curi waktu untuk sekedar menyicipi enaknya makanan fast food atau makanan favoritnya adalah merupakan bahaya yang sangat besar, selain penyakitnya lama untuk sembuh  bahkan bisa menyebabkan penyakitnya bertambah parah. Di sinilah letak fungsi dari orang-orang yang menyayangi si penderita kanker, bilamana si penderita itu tidak bisa lagi mengontrol pola makannya maka jangan ragu untuk bersikap keras dan tegas kepadanya, toh itu untuk kebaikannya juga.

Seperti halnya saya, yang meskipun saya sendiri sudah memarahi dan berusaha keras pada diri saya, pada akhirnya (terkadang) jebol juga benteng pertahanan saya, saya menyicip makanan kesukaan karena tidak tahan dengan nafsu selera. Saya membutuhkan orang-orang yang selalu memarahi kebodohan saya itu dan Alhamdulillah orang-orang di sekitar saya sangat cerewet akan makanan yang saya konsumsi.

Tangisan sahabat itu kembali mengingatkan saya tentang kampanye SADARI dan mengingatkan tentang komitmen saya untuk sembuh. Kesedihannya memang tidak dapat mengobati penyakti saya tapi dapat membangkitkan semangat untuk berubah, benar-benar berubah dan benar-benar berkomitmen untuk sembuh, Insya Allah.

Banyak faktor mengapa penyakit ini bersarang dan menyerang para wanita, penyebab dan akibatnya telah diketahui secara luas, tinggal bagaimana cara kita untuk mewaspadai dan mendeteksi sedini mungkin. Tolong bantu sebarkan kampanye SADARI ini agar kita dapat menyadari bersama betapa berbahayanya penyakit kanker payudara ini. Meskipun masih banyak penyakit berbahaya lainnya yang harus kita waspadai bersama.

Selamat melakukan SADARI J


281111

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis