Kembali saya tergelitik untuk menulis ketika melihat dan belajar dari pengalaman orang lain, bahwa hidup itu akan terasa sangat berguna dan bermanfaat bagi orang lain bila kita mampu untuk mandiri, berusaha dan saling berbagi, namun hidup akan terasa sangat susah dan sempit bila kita hanya bermalas ria mengharap rezeki dari orang lain dan bahkan melupakan untuk bersedekah, astagfirullah.
Ketika melihat ibu-ibu atau emak-emak yang sering berkumpul hingga akhirnya bergunjing, bergosip, membicarakan orang lain bahkan sampai mengurusi urusan orang lain, membuat darah saya naik, serasa ingin marah. Saya memohon maaf kepada para para ibu, para bunda, para emak, para ummi karena bukan maksud saya untuk memojokkan atau men-judge kalian. Hanya saja, meskipun bukan saya yang sedang digosipkan tapi rasanya panas sekali telinga ini mendengar gosip-gosip murahan seperti itu. Tidak ada faedahnya sama sekali kan?
Saya heran, kenapa dari dulu tindakan itu selalu disukai oleh para kaum wanita dan yang notabene para ibu-ibu rumah tangga ya? Menurut pengalaman saya sendiri, bukankah pekerjaan di rumah itu sudah segudang banyaknya, mengapa mereka masih ada waktu untuk bergunjing? Bahkan ada beberapa penelitian atau survey yang membuktikan bahwa pekerjaan sebagai seorang ibu rumah tangga itu lebih berat dan lebih capek bila dibandingkan dengan pekerjaan kantoran yang digeluti oleh para ibu-ibu karir.
Bila memang masih ada waktu luang, hendaklah dipergunakan untuk berusaha, jangan hanya menghabiskan rezeki begitu saja. Saya juga tidak ingin menceritakan kejelekan tingkah para ibu-ibu itu, karena kalau saya ceritakan ya sama saja donk saya dengan mereka, hehehe. Namun, saya tergerak untuk meniliknya dan mengambil pelajaran dari kejadian ini.
Rezeki dari suami hendaknya dipergunakan sebijaksana mungkin, apalagi bila kita (para wanita) tidak memiliki pekerjaan selain berprofesi sebagai seorang ibu rumah tangga. Bila semua kebutuhan hidup telah terpenuhi, hendaklah kita menyisihkan sebagiannya untuk tabungan dan sebagian lagi untuk disedekahkan kepada yang membutuhkan. Bukankah kalau kita bersedekah insyaAllah Allah akan menggantinya dengan berlipat-lipat? Percayalah pada janji Allah SWT itu.
Bila ingin membantu suami maka berusahalah, berdaganglah. Banyak cara untuk berdagang secara halal, bisa dengan berjualan kue bolu, jajanan ringan, peralatan rumah tangga bahkan hingga ke produk kosmetik. Hal ini justru lebih bermanfaat menurut saya, insyaAllah mendapat tambahan rezeki, dapat membantu suami, mengurangi dosa (karena tidak bergosip atau bergunjing), bahkan mungkin dapat lebih memakmurkan kehidupan rumah tangga Anda.
Menambah rezeki, tentu saja, kalau Anda berdagang kan ada untungnya, rezeki itulah yang dapat membuat Anda semakin bersemangat untuk menjalankan usaha atau bisnis rumahan yang halal. Dapat membantu suami, ooo… tentu saja! Suami mana sih yang tidak bangga melihat istrinya multitalenta? Bisa mengurus suami, mengurus anak, mengurus rumah tangga, mengurus dirinya dan membantu suaminya dengan berdagang J . Emang berdagang bisa mengurangi dosa? Kalau yang ini juga pasti bisa donk, bagaimana mau berbuat dosa dengan bergosip atau menggunjingkan orang lain, kalau yang digosipkan itu adalah produk terbaru, kalau yang digunjingkan itu adalah siapa yang mendapat bonus dan jalan-jalan gratis ke luar negeri?! Dan semuanya itu insyaAllah dapat memakmurkan kehidupan rumah tangga Anda.
Semuanya sudah disediakan oleh Allah, tinggal kembali kepada diri kita sendiri, apakah memang memiliki niat dan kemauan yang keras untuk berusaha. Kalau hanya niat saja tanpa adanya kemauan untuk maju, yo podo wae nduk, ibaratnya hanya jalan di tempat. Kalau niat dan kemauan sudah seiring sejalan, insyaAllah akan menjadi senjata pamungkas untuk maju dan menuju pintu sukses dalam hidup berumah tangga dan sukses juga dalam memaksimalkan sumber daya yang ada.
Istri yang pintar, cerdas dan bijaksana adalah istri idaman setiap suami. Namun, untuk menjadi seorang istri yang seperti itu membutuhkan kerja keras juga. Jangan sampai jomplang, terlalu sibuk mengurusi bisnis rumahan hingga akhirnya menelantarkan keluarga dan rumah tangga. Usahakan semuanya harus seimbang, benar tidak? ^^
Meskipun saya belum menjadi seorang istri, namun pengalaman orang lain yang telah saya telitik inilah yang membuat saya memantapkan niat untuk berusaha menjalankan bisnis rumahan yang sederhana, hingga akhirnya bilamana suatu saat nanti saya resmi menyandang gelar menjadi seorang istri, maka saya insyaAllah tidak akan melakukan seperti ibu-ibu tersebut. Saya akan memperbaiki perilaku saya dengan merefleksikan diri dan bercermin dari kejadian ini, insyaAllah, amin ya Allah.
Semoga tulisan ini dapat menggugah hati para ibu, para bunda, para emak, para ummi untuk lebih bijaksana menggunakan waktunya di rumah, membantu suaminya dan memakmurkan dirinya sendiri dengan rezeki yang halal.
091111
0 komentar:
Posting Komentar