4 Desember 2011

Fenomena Following dan Followers


Following
From Google
Fenomena banyaknya orang-orang biasa yang mengikuti langkah orang-orang yang dianggapnya luar biasa adalah hal yang sangat lumrah terjadi. Sedari dulu fenomena ini telah ada dan berkembang seiring dan selaras dengan perkembangan dunia entertainment yang semakin merajalela.

Banyak para motivator yang di follow oleh banyak orang. Banyak akun para artis yang juga di follow oleh para penggemarnya. Banyak orang-orang yang memiliki pemikiran luar biasa di elu-elu-kan dan di banggakan. Kesemuanya adalah fenomena status sosial akan keterkenalan pribadi dan karakter diri si empunya akun.

Ada korelasi yang sangat penting dan genting dari fenomena following atau follower akun para selebritas jejaring sosial seperti di atas dengan rasa sosialnya. Kenapa disebut demikian? Kenapa harus ada korelasinya? Tentu saja, karena kita adalah makhluk sosial, semakin tinggi ketenaran yang dimilikinya maka semakin tinggi juga rasa percaya dirinya, dan seharusnyalah rasa sosial mereka juga harus ikut tinggi.

Contoh kecil, tidak jarang ditemui, banyak para fans atau penggemar atau para follower yang merasa kecewa karena ketidakpedulian atau ketidaksosialan orang-orang yang di banggakannya (following) di jejaring sosial itu. Misalnya, salah seorang teman saya merasa jengkel dengan akun pocongggkkk yang di following-nya, karena apapun kalimat yang di retweet atau di-replay tidak pernah dibalas oleh akun yang bersangkutan.

Wajar, itu adalah salah satu resiko followers kan? Resiko kalau tidak akan pernah di gubris sama sekali oleh akun si “superstar”. Pengalaman yang lain adalah ketika saya juga mem-following akun seseorang yang terkenal akan tips dan trik-nya untuk meraih rezeki. Saya juga mengalami hal yang sama seperti teman saya tadi, tidak pernah di gubris sama sekali. Tidak masalah, karena memang kata-katanya selalu memotivatasi saya. Namun, suatu ketika beliau menyatakan lewat akunnya bahwa siapapun boleh mengajukan pertanyaan dan akan dijawabnya. Lantas, apa yang terjadi, pertanyaan saya tidak dibalas beliau, tidak dijawab beliau. Itukah yang namanya seorang motivator yang berjiwa sosial? Kembali lagi, bahwa itu resiko saya dan akhirnya saya tidak mem-following-nya lagi, orang seperti itu tidak pantas menempati posisi motivator yang berjiwa sosial.

Terlihat jelas korelasinya bukan? Berjiwa sosial. Sudah sangat jarang orang-orang yang terkenal atau luar biasa atau motivator handal yang memiliki jiwa sosial. Hanya secuil jiwa sosial yang di harapkan oleh para follower mereka, hanya sedikit perhatian untuk membalas kepedulian yang dicurahkan oleh para orang-orang biasa itu, hanya sedikit waktu yang diminta oleh para followers yang memang tidak dikenal dan hanyalah orang biasa seperti itu.

Followers
From Google
Hingga akhirnya ada yang berkata dengan merendahkan diri “Kita ini apalah, hanya orang biasa dan tidak dikenal oleh mereka (para “superstar”). Tidak pantas berharap terlalu banyak kalau mereka akan membalas perkataan kita”. Harapan akan feed back dari idolanya yang hanya bisa teronggok dan tersimpan di hati, dan hanya bisa melihat atau melongo karena ternyata retweet dari akun orang lain  dengan segera di balas oleh sang “superstar”. Mungkin ada banyak rasa kecewa, tapi itulah yang namanya resiko seorang followers.

Ada seorang mantan bos saya yang memiliki jiwa sosial tinggi dan patut untuk di contoh. Dia bukanlah seseorang yang terkenal tapi dia hanyalah seorang biasa yang memiliki bejibun pekerjaan dan sangat sedikit memiliki waktu luang. Tapi, jiwa sosialnya yang sangat saya kagumi adalah sesempat apapun, selarut apapun, dan dalam kondisi apapun dia akan selalu berusaha membalas semua SMS dari para bawahannya. Dan di benar-benar berkomitmen penuh akan tindakan itu. Jarang sekali di temui seorang pemimpin seperti beliau. Salah satu hal yang membuat saya ikut berkomitmen untuk berjiwa sosial, berusaha meluang waktu barang secuil untuk sekedar membalas perhatian orang lain.

Fenomena akan keterkenalan diri. Fenomena ketika sudah berada di panggung ketenaran. Fenomena “siapa loe siapa gue?”. Fenomena secuil jiwa sosial. Fenomena dunia entertainment dalam ruang lingkup dunia maya.

Selamat menjadi following atau followers dengan segala resikonya J


041211

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis