21 Desember 2011

(Masih Mencoba) Berdamai Dengan Diri Sendiri


Memang sulit berdamai dengan diri sendiri, bahkan untuk proses berdamainya juga sangat sulit. Berusaha menerima diri apa adanya tanpa harus mengugat apapun yang melekat. Bagaimana saya bisa dihargai oleh orang lain bila saya sendiri belum bisa menerima dan menghargai diri saya apa adanya?

Suku kata “berdamai” yang memiliki kata dasar “damai” berarti ketenangan, keterikatan, keakraban, keharmonisan, pengertian, dan pengorbanan. Sebuah kata yang terdengar indah namun sangat sulit untuk direngkuh apalagi dipertahankan.

Diri sendiri adalah seorang pribadi yang tiada berguna tanpa tiupan ruh ke dalam sukma. Jiwa yang arogan dan selalu merasa merdeka, yang hanya ingin merasakan kebebasan semata tanpa memperdulikan martabatnya sebagai peminjam kehidupan, adalah cerminan dari sikap kesombongan semata.

Damai, berdamailah dengan dirimu sendiri, merupakan sebuah semboyan yang dirasa memiliki tanggungjawab yang sangat berat untuk dipikul. Lihat saja di sekeliling, banyak orang mempertaruhkan hidupnya hanya untuk meraih kata itu, damai. Itulah pengorbanan. Mereka saja berani mempertaruhkan nyawa, mengapa saya masih merasa ragu untuk melaksanakannya meski itu hanya mengorbankan dan melunturkan sikap arogan dan kemunafikan.

Tidak mudah memang, memperoleh gelar kedamaian hati dan diri. Tidak mudah memang, meraih dan mempertahankan gelar seorang bangsawan yang mampu berdamai dengan hatinya. Tidak mudah memang, menjadi seorang pemenang atas dirinya sendiri.

Siapa yang mengendalikan, siapa yang menyatakan, siapa yang menghukum, siapa yang menyematkan, siapa yang menghinakan, siapa yang meninggikan, siapa yang merugi, siapa yang bersedih, siapa yang menggugat, hingga siapa yang masih belum bisa menerima keadaannya…? Semuanya kembali kepada dirimu sendiri.

** Dipenghujung malam yang sepi, dimana selembar jiwa masih berusaha untuk meregang kearogansiannya terhadap kehidupan yang telah memberinya segudang kenikmatan dan kesenangan, dimana jiwa itu masih ingin berperang dan menjadi pemenang atas dirinya sendiri, dan mempertahankan hal yang berharga yang disebut sebagai kedamaian hati dan diri.


211211

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis