16 Desember 2011

Madu yang Mampu Melawan Kuman dan Berkhasiat Bagi Penderita Kanker


Artikel ini pernah dimuat di majalah Dis Lancet Infect yang ditulis oleh seorang dokter bernama Dr. Dixon. Beliau mengatakan bahwa madu sangat kuat untuk menguasai kuman, sehingga tidak ada satu kuman pun yang sanggup berhadapan dengan madu.

Dr. Dizon merupakan seorang dari sekian banyak ilmuwan yang diberi anugerah oleh Allah yang dapat mengkaji manfaat dari madu. Padahal, khasiat madu sudah diungkapkan oleh Sang Khalik melalui Al-Qur’an :

Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya. Di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesuangguhnya, pada yang demikian itu, benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkannya (An-Nahl ayat 69)

Yang menarik adalah penderita kencing manis, yang oleh para dokter diminta untuk tidak mengonsumsi makanan atau minuman yang manis, termasuk madu, karena dianggap bisa menaikkan kadar gula dalam tubuh, ternyata menurut penelitian anjuran tersebut tidak berlaku.

Madu, justru mampu menurunkan kadar gula di dalam darah orang yang mengidap sakit gula. Beberapa penemuan membuktikan bahwa di dalam madu terdapat unsur oksidasi yang membuat proses penguraian gula di dalam darah menjadi lebih mudah dan tidak membuat kadar gula semakin bertambah tinggi.

Madu yang kaya akan vitamin B1, B5 dan D, justru sangat diperlukan bagi penderita kencing manis. Karena madu mengandung sekitar 100 unsur berbeda yang sangat dibutuhkan bagi tubuh manusia, khususnya bagi penderita diabetes tersebut.

Seorang filsuf dan penulis dari Yunani bernama Athenaeus, menyatakan bahwa siapa saja yang rajin mengonsumsi madu setiap hari maka akan bebas dari penyakit selama hidupnya. Dia tidak mengada-ada karena di dalam madu memang terdapat berbagai nutrisi yang unik dan potensial untuk memelihara kesehatan dan kecantikan.

Madu memiliki kekuatan menyembuhkan yang hebat. Berbagai nutrisi yang terkandung di dalamnya telah lama dimanfaatkan untuk emngatasi luka bakar, menambah stamina, menaikkan gairah seksual, bahkan dapat mencegah kanker. Cairan berwarna keemasan ini pun merupakan bahan alami untuk merawat keindahan kulit yang sangat bermutu.

Seorang ilmuwan lain yang berasal dari Universitas Illinois di Urbana, Amerika Serikat, menulis dalam Journal of Apicultural Research, bahwa khasiat madu dapat berbeda, namun semua jenis madu pasti mengandung antioksidan, seperti vitamin E dan vitamin C yang sama kadarnya. Antioksidan tersebut diyakini mampu mencegah terjadinya kanker, penyakit jantung dan penyakit lainnya.

Prof. DR. H. Muhilal, seorang pakar gizi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi Bogor, menguraikan tentang kandungan gizi dari madu, yaitu asam amino, karbohidrat, protein dan beberapa jenis vitamin serta mineral yang mudah diserap oleh sel-sel tubuh.

Asam amino bebas yang terdapat di dalam madu mampu membantu menyumbuhkan penyakit, juga berfungsi sebagai bahan pembentukan neutransmitter atau senyawa yang berperan dalam mengoptimalkan fungsi otak. Madu juga mengandung zat antibiotic yang berguna untuk mengalahkan kuman pathogen penyebab penyakit infeksi.


Karbohidrat yang terdapat di dalam madu termasuk tipe sederhana. Komposisinya adalah 14,1% air, 82,4% karbohidrat total, 0,5% protein, asam amino, vitamin dan mineral. Karbohidrat tersebut terdiri dari 38,5% fruktosa dan 31% glukosa. Sisanya 12,9% karbohidrat yang terbuat dari maltose, sukrosa dan gula lain. Sebagai karbohodrat, satu sendok makan madu dapat memasok energi sebanyak 64 kalori.

Berkat kekayaan akan zat gizi yang terkandung di dalamnya, maka tidak heran bila madu sejak zaman dahulu sudah digunakan sebagai obat. Bangsa Mesir kuno misalnya sudah memanfaatkan madu untuk mengobati luka bakar dan luka akibat benda tajam. Dalam penelitian, ribuan tahun kemudian ditemukan sifat antiseptic ringan dan antimicrobial dari madu. Karena dapat menghambat pertumbuhan bakteri maka madu mampu mempercepat penyembuhan luka.

“Sifat antibakteri dari madu membantu mengatasi infeksi pada luka dan aksi antiinflamasinya dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi yang berpengaruh pada proses penyembuhan”, kata Dr. Peter Molan dari University of Waikato, New Zealand, melalui situs kesehatannya. Madu juga merangsang tumbuhnya jaringan baru sehingga selain mempercepat penyembuhan juga mengurangi timbulnya parut atau bekas luka pada kulit.

Sebuah studi terbaru menemukan kandungan antioksidan di dalam cairan mujarab tersebut. Yaitu, madu sangat ampuh untuk menangkal radikal bebas, dimana radikal bebas menjadi penyebab ternjadinya berbagai penyakit yang sulit di control, salah satunya adalah penyakit kanker.

Temuan tersebut mendorong para peneliti untuk mencaritahu lebih jauh tentang zat-zat antikanker yang terkandung di dalam madu. Diharapkan berbagai penelitian terkini akan semakin mengukuhkan khasiat madu yang sangat potensial untuk menghentikan penyebaran penyakit ganas.

Reputasi madu untuk mengatasi gangguan pernapasan juga masih tetap diakui. Terutama untuk mengusir dahak atau cairan yang menyumbat saluran pernapasan. Masyarakat Yunani dan Romawi percaya bahwa khasiat madu sebagai dekongestan (pelega hidung saat pilek ayau flu).

Madu juga memiliki sifat sedative (penenang) yang ringan. Masyarakat tradisional sering membubuhkan madu pada segelas susu untuk diminum sebelum tidur. Minuman ini dapat membuat mereka lebih rileks dan tertidur nyenyak.

Hampir semua makanan manis akan merangsang otak untuk memproduksi endorphin atau pembunuh nyeri alami di dalam tubuh. Tidak terkecuali rasa manis alami yang dihasilkan oleh madu. Berkaitan dengan kadar fruktosanya yang tinggi, membuat madu mempunyai efek laksatif atau pencahar yang ringan.

Efek lain dari madu yang dipercaya sejak lama yaitu sebagai aprodisiak atau pembangkit gairah seksual. Isitlah honeymoon (bulan madu) berasal dari tradisi kuno masyarakat Eropa Utara, ketika pasangan pengantin baru diharuskan mengonsumsi madu dan mead (minuman sejenis wine yang dibuat dari fermentasi madu) yang diyakini berdifat aprodisiak tadi.

Madu juga memiliki aktifitas sebagai disinfektan ringan, sehingga mampu menyembuhkan radang tenggorokan. Cairan manis ini juga bisa meningkatkan produksi saliva atau cairan ludah yang dapat membantu mengatasi tenggorokan yang kering atau teriritasi.

Para penyanyi opera pun gemar memanfaatkan madu untuk memelihara kondisi tenggorokan mereka, agar tetap bsia melantunkan lagu-lagu merdu. Segelas air hangat yang dicampur dengan lemon dan madu merupakan ramuan tradisional yang biasa digunakan untuk mengikis radang tenggorokan.

Jika Anda ingin awet muda, tetap segar dan bugar walau sudah berusia lanjut, maka Anda harus selalu mengonsumsi madu secara rutin. Demikian pesan dari pionir ilmu kedokteran modern sekaligus filsuf Islam, Dr. Ibnu Sina.

Kaum perempuan di Mesir, Yunani dan Rusia memang sudah memanfaatkan madu sejak lama untuk memelihara kecantikan kulit agar muka mereka tetap cantik dan bersih. Juga untuk menghilangkan noda dan bintik-bintik hitam (hiperpigmentasi), serta mencegah keriput. Ramuan berupa 100 gram madu dicampur 25 ml alkohol dan 25 ml air bersih bisa dicoba untuk merawat keindahan kulit Anda.

Rasa madu sangat dipengaruhi oleh jenis bunga yang dikunjungi lebah untuk diambil nektarnya (bahan pembuat madu). Saat ini bisa dijumpai berbagai jenis madu, seperti madu randu, madu kelengkeng, madu asam, madu mangga, madu apel, macu ceri, madu jeruk, madu peer, dan jenis madu lainnya.

Apabila bunga yang dihinggapi lebah memiliki zat-zat racun, maka kemungkinan besar madunya pun akan beracun. Lebah yang mengambil nectar dari bunga pohon rhododendron misalnya, bisa memproduksi madu beracun. Bila dikonsumsi, madu ini bisa menyebabkan kelumpuhan.

Beberapa tanaman selain rhododendron, mengandung senyawa beracun dalam nektarnya, antara lain azalea, Andromeda, agave, atropa, datura, euphorbia, kalmia, gelsemium, dan melaleuca. Madu beracun ini biasanya merupakan madu liar.

Saat ini, madu sudah banyak diproduksi secara massal yang tentunya mengambil jenis-jenis tanaman yang selain tidak beracun juga bermanfaat bagi kesehatan. Salah satu keunikan dari madu, meski memilki rasa manis tapi tidak begitu berbahaya bila dibandingkan dengan gula.

Meskipun efeknya ringan dalam menaikkan gula darah bila dibandingkan dengan sumber karbohidrat lainnya, tapi bagi seorang penderita diabetes dianjurkan untuk tetap berkonsultasi ke dokter bila mengonsumsi madu.


**Dari berbagai sumber

2 komentar:

Nurmayanti Zain mengatakan...

madu madu madu <3 maniss ^^

Irda Handayani mengatakan...

mb @Nurmayanti : terima kasih sudah mampir :)

Posting Komentar

ShareThis