9 Juni 2012

Segelintir Kata


*) Trauma Masa Lalu
Semua orang memiliki masa lalu dan akan selalu dihantui oleh masa lalunya, apakah masa lalu yang menyenangkan atau pun masa lalu yang menyakitkan. Hal-hal menyenangkan yang tertinggal di masa lalu akan menjadi kebahagiaan tersendiri bagi seseorang, sedangkan hal-hal yang menyakitkan pada masa lalu tidak jarang yang berubah menjadi bentuk ketakutan atau trauma.

Berbagai cara dilakukan orang-orang untuk melenyapkan masa lalu yang suram, menyedihkan dan menyakitkan. Mulai dari berbagai macam terapi hingga mendatangi biro jasa konsultasi, namun ada juga yang menceritakan semua rasa traumanya kepada sahabat yang dipercaya atau  mencoba mengatasinya dengan melakukan berbagai kegiatan. Semua itu dilakukan agar hati dan pikiran bisa kembali bebas tanpa terikat dengan rasa trauma yang menyakitkan.

Bila trauma itu terobati atau terkikis dengan cara yang baik, maka beruntunglah pribadi tersebut. Akan tetapi, bila trauma itu bertemu dengan cara yang salah, maka kemungkinan besar trauma itu akan semakin mengerikan dan merusak kemurnian pribadi seseorang. Trauma memang hal yang mengerikan, karena lambat laun akan membentuk dendam. Dendam yang bila tidak dibuang akan menghancurkan apa pun yang berada di dekatnya.


*) Terpendam, Tersembunyikan, Tertekan
Segala sesuatu yang tidak terlihat (tersembunyikan) biasanya mengandung hal yang kurang baik. Begitu juga perasaan yang terpendam dan kemudian disembunyikan. Perasaan sakit hati, kecewa, marah, sedih, nelangsa, merana atau perasaan negatif lainnya akan menjadi penyakit yang menggerogoti diri sendiri.

Ada kalanya ekspresi negatif seperti itu harus dikeluarkan, meskipun resikonya adalah “meledak” di saat yang tidak tepat. Namun, mengira-ngira kapan saat terbaik untuk mengeluarkan uneg-uneg tersebut akan menjadi bumerang yang menyakitkan atau justru telah menjadi perasaan yang terlanjur “basi”. Kesabaran merupakan kambing hitam dari perasaan yang terpendam dan tersembunyikan seperti ini, hingga akhirnya menjadi tertekan sendiri. Sebuah ke-dilema-an yang miris yang berada dalam sikap sabar.


*) Penantian
Ada seseorang yang mengatakan hal ini :
“Terkadang aku berpikir, apakah aku akan berhenti? Berhenti berjalan menuju sesuatu yang aku sendiri tidak tahu apakah pantas diperjuangkan atau jangan-jangan memang tidak ada yang kuperjuangkan…?”

Penantian berarti juga menunggu, dimana orang-orang telah memberikan vonisnya bahwa menunggu adalah hal yang paling membosankan di dunia ini. Benar, karena dalam masa penantian itu seseorang menunggu hal yang sebenarnya dia sendiri tidak tahu pasti kebenarannya. Seseorang itu tidak tahu apakah penantiannya selama ini hanya wasting time atau justru membuahkan hasil seperti yang diinginkannya.

Manusia hanya bisa berencana, tapi tetap Allah yang menentukan. Manusia bisa berkeras pada penantiannya, hanya karena nalurinya menyakini bahwa harapan itu selalu ada dan akan terwujud indah, hingga terkadang manusia lupa bahwa apa saja bisa terjadi dan kemungkinan itu selalu ada, banyak dan berserakan. Manusia lebih sering tidak menyadarinya.


*) Khayalan Itu Memang Indah Teman!
Apapun yang namanya khayalan akan selalu terlihat indah. Semuanya terlihat begitu sempurna, sesuai dengan apa yang kita inginkan, sesuai dengan apa yang kita cita-citakan, sesuai dengan apa yang kita impikan. Mau menjadi apa, kita bisa, mau melakukan apa pun, kita juga bisa, mau menciptakan hal bagaimana pun, kita bisa, mau berada dimana pun, kita juga bisa. Semua yang berkaitan dengan 5W + 1H (What, When, Where, Who, Why and How) bisa kita lakukan.

Hei, wake up!!! Kita berada di dunia nyata, bukan dunia khayalan yang diciptakan hanya untuk di angan-angankan! Semua itu hanyalah lembar demi lembar yang segera hilang tertiup angin kenyataan. Angin yang akan membuka mata untuk melihat bahwa inilah keadaan yang sebenarnya terjadi. Jangan terlalu larut dalam buaian angan-angan semata, karena hal itu tidak akan membuat kita berani melangkah lebih jauh, hanya berani bahagia di dalam dunia imaginer yang sampai kapan pun tidak akan menjadi nyata bila tidak direalisasikan.


*) Janji
Ucapan adalah hal yang sangat memperkaya dunia, dan janji merupakan salah satu perhiasannya. Janji yang terlalu mahal dan tidak bisa terbeli. Atau janji manis yang dengan mudah didapatkan dimana saja. Ada yang mengatakan kalau janji adalah hutang yang harus ditagih, ada juga yang mengatakan kalau janji adalah kalimat sakral yang harus segera dipenuhi. Definisi janji memang sangat banyak meskipun intinya hanya satu, harus segera ditunaikan/direalisasikan.

“Aku kan tidak janji” adalah suatu penyakit yang merusak jiwa-jiwa polos pemercaya janji. “Aku hanya mengatakan…bla bla bla” dan kalimat ini dianggap bukanlah sebuah janji, hanya sebagai sebuah statement atau penjelas yang menerangkan banyak hal. Apakah memang benar adatnya seperti itu ya, bila kita berjanji harus mengatakan kata “JANJI” itu juga? Entahlah, pendefinisian setiap orang selalu berbeda terkait tentang janji.


*) Ketegasan Untuk Kepastian
Tegas bukan berarti marah. Tegas hanya untuk mempertanyakan kepastian dari suatu perjalanan yang telah lama dan menuju ke pintu utamanya masa depan. Apa pun itu, bila tidak ditanyakan maka tidak akan pernah mendapatkan jawabannya. Apa pun itu, bila tidak ditegaskan maka tidak akan pernah mendapatkan kepastiannya.

Meskipun kepastian itu sendiri adalah milik Allah SWT, tetapi kita sebagai manusia juga harus bisa menentukan nasibnya sendiri dengan mempertanyakan kepastian atas kesanggupan atau ketidaksanggupan seseorang yang akan membimbing hidup kita. Agar kita mengetahui apakah yang kita perjuangan selama ini memang layak atau tidak menempati posisi tertentu dalam hidup. Karena manusia itu selalu membutuhkan kepastian agar dapat melangkah dengan sempurna menurut jalannya.


*) Masa Depan
Bila semua orang pasti memiliki masa lalu, maka semua orang juga berhak mendapatkan masa depannya. Bila masa lalu tidak bisa diubah lagi, tapi masa depan masih bisa kita ubah sesuai dengan apa yang kita lakukan saat ini. Karena pada hakikatnya, masa depan tercipta atas perbuatan kita di masa sekarang. Dan sebelum masa depan berlalu menjadi masa lalu atau sebelum kita berada dalam posisi menyesal, maka pertimbangkan baik-baik apa yang akan kita lakukan pada saat ini.

Manusia berhak menentukan nasibnya karena manusia diberi akal, maka kita pun harus menggunakan anugerah akal tersebut untuk memperbaiki masa lalu dan berusaha membentuk masa depan yang lebih baik lagi. Ingatlah bahwa kesempatan itu selalu ada, meskipun jarang sekali yang datang sampai dua atau tiga kali. Keputusan harus segera dibuat agar masa depan tidak melempem karena kebanyakan memikirkan hal yang ini atau hal yang itu, hingga akhirnya membuang atau melewatkan kesempatan yang telah diberikan.


090612

2 komentar:

NF mengatakan...

kadang2 masa lalu yang menakutkan/menyedihkan memang suka datang sekelebatan tapi.. harus buru2 di block pikiran itu agar ga merusak mood, susah tapi bisa karena waktu dapat menyembuhkan :D

Irda Handayani mengatakan...

@NF : benar mb... butuh waktu yang tidak sebentar untuk memmrosesnya... :)

Posting Komentar

ShareThis