12 Agustus 2011

Kisah Singkat Bersama Para Pelajar di Dalam Angkot

Kejadian ini telah lewat beberapa minggu, namun begitu berbekas diingatan saya tapi lupa untuk menuangkannya ke dalam tulisan, hingga akhirnya teringat kembali dan mencoba membaginya kepada Anda semua.

From Google
Siang itu saya sedang naik angkot menuju ke tempat kerja, berbarengan dengan pulang sekolah para pelajar SMP. Dalam sekejap angkot yang saya naiki itu penuh dengan beberapa orang pelajar SMP yang terlihat masih sangat belia, mungkin baru memasuki kelas 1 SMP.

Sudah menjadi kebiasaan umum, saat kita bertemu dan bergabung dengan teman-teman seprofesi, maka alur cerita akan mengalir begitu saja, bertukar cerita tentang apa saja, hanya sekedar berargumen atau bercanda dan tertawa bersama.

Saat angkot telah penuh sesak dan akhirnya melaju dengan santai, tiba-tiba ada seorang pelajar yang sedang memakan bakpao berkata kepada teman-temannya, “Eh, ternyata yang enak itu bukan hanya bakpaonya aja, tapi kertas (pembungkus) nya juga enak loh! Nih, aku rasain ya…. Enak loh?!”

Mendengar celotehannya yang lugu itu, hampir semua orang di angkot tertawa melihat perbuatan anehnya, karena si pelajar itu memang langsung menggigit kertas pembungkus bakpaonya. Kalau saja  saya bisa segera turun dari angkot, maka saya akan segera tergelak tertawa tak henti-hentinya, namun karena saya masih sadar berada di dalam angkot yang ramai, akhirnya saya hanya bisa menahan gelak tawa saya dengan tersenyum geli.

Dan, yang lebih lucunya, dengan mimik tanpa bersalah dia menawarkan beberapa kertas pembungkus bakpao yang lain kepada teman-temannya sambil tetap berargumen bahwa rasa kertasnya lebih enak daripada bakpaonya. Teman-temannya hanya bisa tertawa melihat tingkah lucu itu, apalagi saat menyaksikan sendiri kalau ternyata bakpao yang masih utuh disimpan di dalam plastik dan tidak dibagikan kepada yang lain, jadi yang dibagikan itu hanya kertas pembungkusnya saja.

Tidak lama, akhirnya saya turun di tempat tujuan. Sambil berjalan pelan menuju kantor, saya masih menyungging senyuman mengingat kejadian yang baru saja saya saksikan tadi.

From Google
Lain lagi dengan kejadian saya bersama para pelajar SD saat dua hari yang lalu, masih berlokasi di dalam angkot. Siang itu, saya baru pulang berbelanja oleh-oleh di pasar. Saya menaiki angkot yang belum begitu ramai dengan penumpangnya, hanya saya, seorang ibu-ibu dan empat orang pelajar SD yang sepertinya baru pulang sekolah.

Perjalanan itu terasa sangat lama karena memang jarak antara pasar dan tempat tinggal saya lumayan jauh, sekitar 45 menit sampai 1 jam. Sepanjang perjalanan, para pelajar SD itu berceloteh dan bercerita tentang apapun. Terkadang saya ikutan mendengarkan, habis, tidak ada hiburan lain, hehehe. Tidak ada yang unik dari cerita mereka, cerita tentang curhat atau tentang pelajaran di sekolah saja.

Nah, saat mereka telah sampai di tujuan dan turun untuk membayar ongkos angkot, ternyata ongkos yang mereka berikan kepada supir angkot tersebut hanya Rp 1.500,- untuk 3 orang (seorang teman mereka masih diangkot mungkin karena tempat tinggalnya berbeda) dengan jarak yang lumayan jauh.

Terang saja, si supir angkot yang masih remaja/ABG melotot marah dengan 3 keping uang receh Rp 500,- di atas tangannya yang masih menadah, sementara ketiga pelajar SD itu telah melenggang pergi meninggalkan angkot. Mungkin, si supir ingin marah dan meminta bayaran lebih karena biaya jasa angkot yang mereka bayar tidak sebanding dengan jarak tempuh yang jauh itu. Melihat reaksi si supir angkot, dengan tersenyum seorang ibu-ibu yang duduk di kursi depan menenangkannya dengan mengatakan “Maklum lah bang, namanya juga anak-anak. Uang jajan mereka kan tidak banyak…”

From Google
Tanpa banyak bicara, si supir angkot pun melajukan kendaraannya lagi. Bagaimana nasib seorang pelajar SD yang belum turun itu? Jarak antara tempat teman-temannya turun dari angkot tadi dengan jarak tempat dia turun sekitar 15 menit, dan dia turun dengan memberikan 2 keping uang receh Rp 500,-. Bagaimana dengan reaksi si supir angkot saat menerima bayarannya? Ternyata supir angkot itu cuek saja, menerima dengan lapang dada dan langsung melaju dengan kecepatan tinggi menyalip angkot lain yang satu arah dengannya untuk berebut penumpang lagi.

Hahaha…. begitulah segelintir kisah saya bersama para pelajar negeri ini yang berlokasi di dalam angkot, yang terkadang bisa memberikan nuansa baru dalam bercanda dan berceloteh, yang terkadang bisa membuat orang lain tersenyum geli dan geleng-geleng kepala karena tingkah lucu dan aneh mereka.

Ada-ada saja kelakuan para pelajar atau remaja tanggung atau ABG sekarang ya…


Bandung - 120811

2 komentar:

Sony Hidayathullah mengatakan...

Saya sendiri pernah mengalami kejadian seperti ini pada jaman SD

Irda Handayani mengatakan...

@pak Sony : terima kasih sudah mampir :)

Posting Komentar

ShareThis