Berikut ini adalah lanjutan dari perjalanan panjang saya dalam rangka mudik yang telah saya posting-kan sebelumnya dengan judul Mudik Panjang Pulau Jawa-Pulau Sumatera Demi Meraih Sungkem dan Lontong Medan.
Perjalanan dari kota sanjay menuju kota Deli membutuhkan waktu kurang lebih 20 s.d 24 jam, belum ditambah dengan macetnya lalu lintas antar propinsi dalam rangka mudik menjelang Lebaran. Kami berangkat sekitar jam setengah 4 pagi demi mengejar waktu agar tidak terjebak kemacetan lalu lintas.
Kondisi jalan yang berbelok-belok membuat saya merasakan mual yang berkepanjangan hingga akhirnya muntah. Melihat kondisi kesehatan saya yang tidak memungkinkan untuk meneruskan shaum karena telah memuntahkan makanan hingga 3 atau 4 kali, maka saya di sarankan untuk membatalkan puasa. Mobil kami berhenti di sebuah warung di pinggir jalan.
Segera saya memesan teh tawar hangat dan sepiring nasi plus telur mata sapi. “Telur mata sapi yang unik” kata ibu saya “telur rasa coklat” sambung beliau lagi. Saya penasaran sambil berpikir, emangnya ada ya telur mata sapi rasa coklat? Setelah dilihat, ternyata rasa coklat itu hanya kiasan untuk menggambarkan bahwa telur itu digoreng terlalu matang, berwarna kecoklatan dan hampir gosong, hahaha….
Setelah selesai, saya dipaksa untuk meminum obat anti mabuk perjalanan. Kemudian kami berangkat dan meneruskan perjalanan lagi. Efek obat anti mabuk itu langsung bereaksi dan dengan segera membuat saya terlelap dan tertidur pulas.
Ada kejadian lucu lagi saat saya sedang berada di alam mimpi. Saya ingat, beberapa hari yang lalu saya membaca sebuah jokes di KasKus yang memberikan suguhan berupa lelucon dengan judul “Sumur paling dalam di dalam bus”. Rasa penasaran yang berjelok akhirnya hanya meninggalkan tawa lebar saat melihat apa yang ditampilkan untuk menerangkan sumur terdalam itu, seperti inilah beberapa tampilannya :
Dan, ternyata, saya sendiri yang menjadi objek tertawaan anggota keluarga saya karena menghasilkan sumur terdalam di dalam mobil, hahaha…. Syukur Alhamdulillah mereka tidak sempat memfoto saya hingga wajah cantik ini tidak ternoda dengan pose unik seperti di atas, hehehe, yang ada mereka terus-terusan tertawa melihat pose mangap “sumur” tersebut.
Selesai dengan pose mangap itu, akhirnya saya sadar juga saat kami terjebak macet di daerah Sipirok, karena kondisi jalanan yang rusak plus sulit dilalui karena jalanan itu mulai terlilit lumpur karena baru saja diguyur hujan. Pos pengaman polisi dalam rangka Operasi Ketupat Toba 2011 memang terletak tidak jauh dari kemacetan dan beberapa personil polisi maupun lalin dan relawan turut membantu kemacetan yang terjadi. Beberapa kendaraan berat pun tampak terparkir seperti beko ini :
Polisi membuat jalur jalan secara silang untuk mempermudah para pengendara dengan kondisi jalan yang kurang bersahabat. Beberapa mobil tampak di dorong karena terjebak dengan lumpur,bahkan ada beberapa mobil dan bus yang terpaksa ditarik dengan mobil truk polisi. Beginilah tampak keadaan suasana kemacetan itu :
Kurang lebih sekitar 1 jam juga kami terjebak macet. Banyak penumpang bus atau travel yang turun untuk meringankan kendaraan tumpangan mereka agar lebih mudah melewati kondisi jalan yang bisa dibilang ekstrim (cocok untuk off road kayaknya, hehehe). Ada juga para penumpang mobil pribadi yang tidak sabaran dengan kemacetan itu hingga mereka turun dan melihat keadaan di tengah jalan rusak, ingin mencari informasi secara langsung.
Akhirnya, perjalanan pun dilanjutkan hingga kami mengalami kondisi jalanan rusak tersebut dan sempat-sempatnya lah saya mengambil foto dokumentasi lagi :
Perjalanan diteruskan. Cuaca mulai berubah, hujan terus mengguyur kota hingga di kota Siantar dan kami pun terus melaju dengan kecepatan tinggi, tidak sabar untuk segera istirahat di rumah. Tepat tengah malam akhirnya kami sampai di rumah dengan selamat wal’afiat, Alhamdulillah.
Tinggal menunggu update report tentang hari Lebaran besok.
Minal Aidin wal Faizin, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432H ^___^
Medan - 290811
0 komentar:
Posting Komentar