18 September 2011

Belajar Mengambil Ilmu Pelajaran Hidup Dari Sebuah Reality Show


Form Google
Sekarang ini semakin banyak acara reality show yang menunjukkan dan mempertontonkan berbagai keahlian dan keterampilan. Dari bidang suara, penampilan, atraksi, bicara, memasak, fashion, dll. Berbagai reality show itu pun datang dari berbagai ide-ide brillian dan dari berbagai penjuru dunia, meskipun telah kita ketahui bahwa sebagian besar acara reality show yang menjadi box office adalah berasal dari benua Amerika atau benua Eropa dan sebagian besar bangsa yang lain beramai-ramai mengadopsinya atau menjiplaknya.

Salah satu acara reality show di dunia televisi adalah Hell’s Kitchen yang ditayangkan oleh stasiun televisi Star World yang berasal dari Amerika Serikat dengan Original Channel-nya Fox dan dibuat atas dasar ide Gordon Ramsay. Acara ini menyusung ide tentang dunia masak memasak, bagaimana menjadi seorang koki yang professional, baik dari cara memasak, mengatur makanan, menyiapkan makanan, merasakan detail makanan, semuanya tentang memasak makanan yang harus benar-benar sempurna. Yup, tujuannya hanya satu, mereka harus memberikan pelayanan yang memuaskan kepada para pelanggannya dan memberikan standard makanan yang benar-benar sempurna, baik dari segi penampilan maupun rasa.

Saya memang tidak mengikuti acara reality show ini dari session pertama, bahkan saya hanya menonton session ke-6 dan itupun tidak menonton keseluruhan episodenya. Saya menonton dan mengikuti perkembangan Hell’s Kitchen Session 6 ini setelah pesertanya menjadi 9 orang dari jumlah total peserta  16 orang, dan di setiap akhir penayangan episodenya akan dilakukan proses eliminasi 1 orang dari sisa pesertanya.

Semua peserta HK Session 6 berfoto bersama chef Ramsay
From Google
Acara ini penuh dengan makian, cercaan, sindiran, cibiran, kekerasan, pertikaian, persaingan, dan lain sebagainya, memang semua campuran emosi itu hanyalah bumbu yang bisa melengkapi meriahnya acara reality show seperti ini. Namun, intinya adalah, para peserta itu dididik secara fisik dan mental agar mampu menjadi pribadi yang tangguh, pantang menyerah, konsisten, teliti, disiplin, dan lain sebagainya juga. Dan, memang, semua reality show memberikan pemolesan penampilan para pesertanya seperti itu.

Ada beberapa peserta yang menonjol dan membuat saya terus mengingat nama mereka, ada yang saya ingat karena kecerobohannya, ada yang karena sikap rendah hatinya, ada yang karena terlalu egois, ada yang karena kekanak-kanakan, ada yang karena tidak perduli dengan orang lain. Ciri khas dari setiap karakter individu yang mewakili mereka di dunia dapur dan akan keluar seiring dengan ketatnya persaingan, apakah karakter mereka akan segera menghancurkan atau menyelamatkan dari setiap permasalahan.

3 Peserta terakhir yang memperebutkan
gelar pemenang HK Session 6
From Google
Suzanne adalah nama peserta yang paling sering saya ucapkan dengan intonasi tinggi (meniru cara chef Ramsay memanggilnya) karena jengkel dengan tingkahnya yang selalu egois dan sok tahu, hahahaha. Van adalah peserta yang paling sering dimarahin dan dimaki. Tannile adalah peserta yang paling sering menari jika telah berhasil menyelesaikan tantangan dan saya sangat suka dengan caranya merayakan kegembiraan seperti itu, I like it. Ariel adalah salah satu peserta wanita terbaik dan saya mengingat peserta yang satu ini karena namanya sama dengan Ariel Peter Pan, hehehe. Dan, peserta favorit saya sejak pertama kali melihat dia memasak adalah Dave!

Saya benar-benar menyukai pria ini, pintar memasak, rendah hati, berambisi tapi tidak mendominasi, selalu hoki di setiap kesulitan, dan pantang menyerah, benar-benar pantang menyerah! Beberapa kali dia terlihat hoki dengan kesulitannya, seperti pilihan bahan makanan buah ara (bahan makanan yang tidak cocok digabungkan ke dalam menu seafood) yang ternyata justru berhasil membuat timnya menang dengan keunikan rasa buah ara-nya. Atau tantangan memasak makanan negara lain yaitu masakan India, padahal Dave sama sekali tidak tahu apapun tentang resep masakan India dan belum pernah memakan makanan India, plus dia telah memilih daging babi sebagai inti bahan masakannya! Whoala… what happen next? Ternyata, untuk sekali lagi dia mendapatkan hoki dan memenangkan tantangan itu dengan masakan India daging babi yang diolah dengan berbagai bumbu India dan terasa sangat enak di lidah para juri. Dia mendapat nilai 3-0! Benar-benar kesulitan yang mampu diubah menjadi keberuntungan.

Dave Levey
From Google
Hal lain yang membuat saya lebih kagum adalah sikap pantang menyerahnya, karena Dave menyelesaikan semua tantangan itu sampai acara ini selesai hanya dengan satu tangan yang sehat. Tangan kirinya mengalami cedera dan dia sempat merasakan sakit yang teramat sangat, namun dengan sekuat tenaga dia berhasil dan mampu untuk menjadi juara. Dia bahkan mampu menyelesaikan pesanan dari 4 meja sekaligus hanya dengan satu tangan! Sehingga Dave mendapat julukan sebagai “Bandit bertangan satu”. Dia tidak pernah mengeluh dan justru ambisinya terlihat sangat elegan dengan sikap rendah hatinya itu.

Kesemua peserta dan konflik yang terjadi di dalam reality show ini telah berhasil membuat emosi saya terbawa suasana dan bercampur aduk, hahaha. Ada perasaan sedih, senang, bahagia, tertawa, bangga, dan emosi lainnya. Namun, saya benar-benar merasa terkesan dengan perjuangan seorang Dave dan sempat berkhayal agar bertemu dengannya dan menyicipin masakan buatannya, hahaha (ngimpi kali ya?). Semua perjuangannya, pengorbanannya, sikap pantang menyerahnya, sikap rendah dirinya tidak sia-sia dan mengantarkannya menjadi seorang pemenang reality show ini dan mendapatkan pekerjaan sebagai Head Chef di Resto & Bar Araxi, Columbia!

Ya, saya memang kagum kepada Dave dan telah menjadikan Dave sebagai salah satu orang yang mampu menginspirasi saya dalam mencapai cita-cita dan impian. Bahwa hidup itu harus dihadapi dengan ambisi yang selaras dengan sikap rendah hati, kemampuan dan keahlian akan menjadi malaikat hoki yang mampu menyelamatkan kita saat berada di dalam kesulitan, dan pantang menyerah terhadap kelemahan dimana kita harus mampu merubah kelemahan menjadi cambuk pembangkit semangat untuk mencapai tujuan.


NB :
Saya membuat tulisan ini karena baru saja menyelesaikan menonton acara reality show Hell’s Kitchen Session 6 yang baru ditayangkan ulang di stasiun Star World.


Padang - 180911

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis