25 September 2011

Filosofi Tanaman Dalam Kehidupan

“Tumbuh itu ke atas, jangan ke samping”, kalimat slogan dari salah satu iklan susu tersebut ternyata mengandung arti dan makna yang sangat penting dalam kehidupan. Layaknya para tumbuhan yang memang tumbuhnya ke atas, bukan kesamping (tumbuhan yang merambat dapat dikategorikan ke dalam tumbuhan yang tumbuhnya ke atas dan memanjang).

Hidup itu juga selayaknya mencontoh dari filosofi tumbuhnya para tumbuhan. Tumbuh ke atas berarti kita harus terus berusaha untuk meraih mimpi, impian dan cita-cita setinggi mungkin. Setiap hari kita tumbuh dan terus berkembang untuk menjalani hidup dan meraih tujuan. Jangan tumbuh ke samping, berarti kita jangan memiliki terlalu banyak keinginan, mau ke sana, mau ke sini, mau dapat yang ini, mau dapat yang itu, yang akhirnya dapat menghadirkan ketidakseimbangan antara tujuan hidup dan ambisi.

Tanaman membutuhkan air, sinar matahari, mineral atau pupuk sebagai faktor utama dalam perkembangbiakannya dan pertumbuhannya. Begitu juga hidup yang membutuhkan spirit fisik dan batin, support dan berbagai bentuk semangat, cinta dan kasih sayang antar sesama. Jika terlalu berlebihan air maka tanaman akan dapat menjadi membusuk, jika terlalu banyak sinar matahari maka tanaman akan kekeringan, jika terlalu banyak mineral atau pupuk maka tanaman akan overdosis.

Hidup pun seperti itu, kita memerlukan keseimbangan dan berusaha agar keseimbangan tercipta. Terlalu banyak spirit, support atau cinta juga dapat menyebabkan hidup menjadi mengerikan. Menjadi fanatik atas segala hal yang berkaitan dengan pola hidup yang dianut. Kekurangan spirit fisik dan batin juga berbahaya, seperti kehilangan nyawa yang sangat berharga. Kekurangan support dan semangat seperti hidup dalam dunia kematian, tidak memiliki rasa bangga dengan dirinya sama sekali. Kekurangan cinta dan kasih sayang juga merupakan salah satu hal terburuk di dunia, menjadi pribadi yang kaku dan egois, dingin dan juga hampa akan makna hidupnya.

Teruslah tumbuh dan berkembang seperti tanaman yang engkau tanam. Air yang membasahi akarnya, sinar matahari yang diserap dengan sempurna, dan mineral yang disimpan dan diolah untuk memperpanjang masa hidupnya. Menghasilkan tunas baru, berbunga, hingga berbuah dan mendatangkan rezeki bagi makhluk hidup yang lainnya.

Maka, kita pun jangan pernah kalah dan menyerah bila dibandingkan dengan perjuangan sebuah tanaman. Kita mampu untuk menghasilkan ide-ide cemerlang dan brilliant setiap hari, kita mampu bekerja dan menghasilkan karya yang sangat bermanfaat, kita mampu membuat berbagai macam usaha yang bisa membantu orang lain dalam menaikkan taraf hidupnya, dan lain sebagainya.

Tanaman yang telah tumbuh dan menghasilkan manfaat juga akan mengalami masa-masa suramnya dalam menghadapi berbagai masalah. Datangnya hama di bagian akar, batang, daun, bunga dan buahnya. Hama itu akan semakin menghancurkan tanaman sedikit demi sedikit hingga membuatnya mati, namun manusia sebagai makhluk yang berakal dapat membantunya untuk mengalahkan permasalahan itu. Saling tolong menolong antara makhluk hidup.

Kita mendapatan manfaat dari apa yang dihasilkan tanaman itu, keteduhannya, penyerapan CO2-nya, daunnya, batangnya hingga buahnya. Maka sudah seharusnya kita juga memberikan bantuan sebagai rasa terima kasih atas berbagai manfaatnya kepada kita. Begitu juga kita, para manusia, sudah seharusnya kita rukun antar sesama kita. Saling tolong menolong, tak perduli apakah dia terlihat berbeda fisik, pemikiran, karakter, yang menyatukan hanya satu, karena kita sama-sama makhluk Tuhan. Belajarlah terus member tanpa pamrih karena jika dia tidak mampu untuk membalasnya, maka pasti aka nada orang lain yang berbuat kebaikan yang sama kepada kita, jikapun juga tidak ada maka pasti Tuhan menyiapkan pahala yang indah atas rasa ikhlas kita.

Setiap yang hidup pasti akan mengalami kematian. Setiap apa yang ada pasti akan tiada. Setiap yang bernyawa pasti akan kembali kepada pemberi nyawa jua. Tanaman yang pada awalnya hanya berupa tunas, berkembang menjadi pohon yang menghasilkan karya, hingga kemudian akan mengalami masa penuaan dan masa pennon-aktif-an sebagai tanaman, sebagai bagian dari makhluk hidup. Semuanya memiliki masanya sendiri-sendiri.

Begitu juga kita, pasti suatu saat yang meskipun tiada seorang pun yang dapat mengetahui kapan dan dimana nyawanya akan diambil oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Maka, sebelum malaikat maut mendatangi dan akan menjemput, sudah selayaknyalah kita mempersiapkan segala bekal amal atas perbuatan selama kita hidup. Sudah sepantasnyalah kita memanfaatkan anugerah berupa akal pikiran yang dapat menghasilkan berbagai karya yang bermanfaat bagi makhluk hidup lainnya. Sudah sewajarnyalah kita meninggalkan harta warisan berupa ilmu dan amalan yang tetap akan abadi dipergunakan oleh orang lain.

Tanaman yang telah mati, apakah terlihat tidak berguna lagi? Tentu saja masih berguna. Jika tanaman itu memiliki ranting dan batang yang besar dan kokoh, maka dapat digunakan sebagai kayu bakar. Jika tanaman itu hanya tanaman merambat dan terlihat tidak kokoh, maka dedaunnya masih dapat digunakan sebagai bahan pupuk. Begitulah amalan kita sebagai manusia, pasti akan berguna juga bagi orang lain. Meskipun kita telah tiada, orang lain masih dapat mengambil dan mempergunakan manfaat dari ilmu dan amalan yang telah kita berikan sebelumnya.

Tanaman dan manusia, sama-sama makhluk Tuhan, sama-sama diberi kehidupan, sama-sama memiliki masa dan durasi untuk menikmati kehidupan, sama-sama memiliki misi, visi dan tujuan hidup, sama-sama membawa berkah, anugerah dan rezeki lewat caranya masing-masing, bahkan sama-sama memiliki amal dan manfaat bagi makhluk hidup yang lain.

Maka, tetaplah tumbuh dan berkembang sampai batas waktu yang telah ditentukan, sampai titik pengorbanan dan pengusahaan terakhir, sampai orang lain dapat mengecap manfaat dari kehadiran kita di muka bumi ini. Tetap bersemangatlah menjalani hidup, seberat apapun masalah demi masalah yang dihadapi.


240911

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis