3 Juni 2011

Cara Menemukan Arti Komitmen Support


Alkisah, pada suatu hari, sekitar jam 4 sore di atas dek sebuah kapal pesiar, ada seorang ibu berdiri di pinggir pagar kapal sambil berteriak-teriak : “Toloong, toloooong, tolooooong,…, anak saya terpelanting dan tercebur ke laut!” Para penumpang yang lain berkerumun di sekitar ibu tadi, tetapi belum ada satupun yang berani bertindak untuk menolong. Maklum, mereka ngeri melihat air laut biru gelap yang berada sekitar 10 meter di bawah kaki mereka. 

Di tengah keraguan itu, tiba-tiba ada seorang pemuda yang terjun ke laut, lalu dengan gagah berani berenang dan berhasil mendapatkan anak kecil yang sudah pingsan dan hampir tenggelam. Singkat cerita, anak yang tercebur bersama pemuda penolong berhasil diangkat ke kapal dengan sekoci yang belakangan baru berhasil diturunkan menjemput mereka. Para penumpang yang menyaksikan kejadian itu bertepuk tangan meriah, sebagai penghargaan kepada sang pemuda.

Sang ibu dengan segera menghampiri pemuda pemberani tadi dan menyampaikan rasa terimakasihnya yang tidak terhingga, dengan suara terbata-bata dan mata berkaca-kaca. Dia yakin, tanpa kesigapan sang pemuda, anak semata wayangnya saat ini mungkin sudah pindah ke alam lain.

Sebaliknya, sang pemuda sambil tersipu-sipu dan terengah-engah berkata : “Bu, saya kira sebaiknya ibu mengucapkan terimakasih kepada orang yang tepat. Yaitu orang yang tadi mendorong saya. Kalau bukan karena dia, saya tidak bakalan berani melompat dari ketinggian 10 meter. Mari kita cari orang itu Bu, karena saya juga ingin menyampaikan sesuatu kepada orang tersebut”.

Sepenggal cerita di atas hanyalah sebuah perumpaan sederhana yang mengajarkan dan memberitahu kepada kita bahwa untuk menjadi seseorang yang berhasil kita memerlukan dorongan yang kuat dari orang lain. Dengna kata lain, kita tidak akan berhasil bila tidak mendapatkan support dari orang-orang di sekitar kita.

Sekian lama kita hidup, terdapat banyak orang yang dengan sukarela dan ikhlas memberikan support-nya kepada kita, apapun yang kita lakukan mereka akan dengan sigap membantu. Namun, pada kenyataannya kita harus berhadapan pada rasa miris, karena ternyata tidak semua orang berkomitmen dengan kalimat support-nya tersebut.

Memang, kata-kata pembangkit semangat juga merupakan bentuk support dari orang lain. Akan tetapi, untuk seseorang yang membutuhkan support besar dan dalam jangka waktu lama (misalnya untuk penderita penyakit akut atau untuk orang yang sedang menjalani masa suram di tahanan, dll), kata-kata tidaklah cukup. Mereka membutuhkan komitmen kuat dari para pen-support-nya, yang berupa tindakan nyata.

Semua orang mudah mengucapkan sesuatu untuk membantu orang lain, namun eksistensinya dalam kehidupan kitalah yang sebenarnya kita perlukan. Sulit sekali menemukan orang yang berkomitmen seperti itu. Namun jangan berkecil hati, masih banyak cakupan kasih sayang dan cinta dari seorang ibu kepada anaknya, yang tentu dengan ikhlas akan memberikan support dalam bentuk apapun.

Lantas, bagaimana yang tidak memiliki ibu? Anda masih memiliki sosok tegas seorang ayah yang juga akan memberikan support meskipun dengan cara yang berbeda dari ibu. Kemudian, bagaimana dengan seseorang yang tidak memiliki kedua orang tuanya lagi? Kalian masih memiliki kesempatan untuk memilih orang tua angkat mana yang benar-benar menyayangi seperti anak mereka sendiri.

Tenanglah teman, masih banyak kandidat orang-orang yang berkomitmen untuk memberikan support nyatanya kepada kalian. Sebelum Anda menagih mahalnya harga sebuah komitmen support dari orang-orang, maka Anda harus memberikannya terlebih dahulu kepada mereka. Sehingga Anda akan menemukan orang-orang yang dengan setia memberikan support mereka separah apapun kondisi Anda.


Medan - 030611

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis