24 Juni 2011

Kecewa


Kita memang tidak bisa mendikte apa yang akan dipikirkan orang lain, apa yang akan dilakukan oleh orang lain. Meskipun kita telah menjaga kebaikan diri sendiri dan kebaikan yang terdapat di diri orang lain, tapi tetap saja pasti ada rasa kecewa.

Rasa kecewa mungkin akan timbul jika seseorang telah merasa kurang dihargai. Semua ini akan berhubungan dengan kebohongan, terserah apakah itu kebohongan putih (menutupi kebenaran) atau sebenarnya kebohongan. Pembenaran terhadap hal itu justru menyakitkan untuk di dengar.

Ketika seseorang berpikiran jika dia melakukan tindakan sederhana untuk menutupi kebenaran dengan tujuan agar tidak menyakiti pasangannya atau bertengkar dengan pasangannya, itu adalah kesalahan besar kawan!!! Kenapa? Jika Anda telah berkomitmen penuh dalam sebuah hubungan, menjaganya dengan seikat kebenaran, keterbukaan dan kejujuran, maka akan sangat sedikit sekali rasa kecewa yang dihasilkan.

Komitmen tidak bisa dijalankan oleh satu orang saja, sementara orang yg lain malah melanggarnya dan mengatakan berbagai hal sebagai pembenarannya. Akh, terasa menyakitan bukan? Saat kita dengan sepenuh hati, dengan setulus hati melakukan penjagaan perasaan terhadapnya, namun justru kita merasakan kecewa. Meskipun terkadang pembenaran-pembenaran itu hanyalah terdiri dari beberapa hal yang tidak penting, namun tetap saja menjadi hal yang mengecewakan.

Mencintai seseorang membutuhkan samudera kesabaran yang teramat luas, tak terlihat hingga ujung mata melihatnya. Namun, terkadang, alangkah sedihnya hati ini jika yang didapat hanya rasa kecewa saja. Apakah terkesan seperti perbuatan menggugat orang yang dicintai ya? Apakah terlihat seperti meminta keadilan? Apakah terpampang sebagai rasa ketidakpuasan dan ketidaksabaran?

Pada intinya, kecewa….


240611

0 komentar:

Posting Komentar

ShareThis