7 Juni 2011

Polemik Pernikahan Ala Siti Nurbaya


Siapa yang tidak mengenal cerita Siti Nurbaya? Cerita yang telah melegenda tentang kawin paksa atau pernikahan yang dijodohkan. Apakah di zaman modern seperti sekarang ini pernikahan ala Siti Nurbaya masih ada? Tentu saja, masih ada pernikahan dengan metode seperti itu.

Kultur bangsa Indonesia yang masih berpegang teguh pada adat istiadat, khususnya untuk golongan masyarakat yang belum menyelipkan norma-norma ke-modern-an pernikahan, yang masih memiliki pikiran kuno bahwa semua anggota keluarganya harus patuh dan taat pada hukum adat yang berlaku.

Hampir di semua suku Indonesia memiliki adat pernikahan yang dijodohkan. Terlepas dari suku Jawa, Banten, Betawi, Padang, dan lain-lain, para tetua adat masih memegang teguh untuk menikahkan anak perempuannya sesuai dengan pilihan terbaik orang tua dan para tetua adat.

Arus globalisasi memang memiliki pengaruh kuat dalam membentuk mental para remaja sekarang, sehingga dengan nalar yang lebih rasional dan kemerdekaan dalam mengambil keputusan, membuat mereka menolak untuk pernikahan yang dijodohkan.

Berbagai pro dan kontra yang terjadi di masyarakat dalam menilik hal ini. Tidak perlu heran bila di suatu keluarga yang berada ternyata mereka masih memberlakukan adat pernikahan yang dijodohkan tersebut.

Di satu sisi, seorang anak memang harus mematuhi orang tuanya. Namun, di satu sisi yang lain, si anak itu memiliki kekuatan untuk memilih siapa pasangan hidupnya. Pernikahan bukanlah hal gampang yang setelah proses ijab kabul selesai diucapkan maka lepaslah tanggung jawab orang tua si perempuan. Namun, cinta dan kasih sayang diperlukan dalam ikatan suci itu.

Para tetua dan orang tua pun akan mengatakan bahwa meskipun menikah karena dijodohkan dan tanpa membawa embel-embel rasa cinta dan sayang ke dalam gerbang awal pernikahan, toh, pada akhirnya kalau kalian sering bertemu maka lambat laun akan saling jatuh cinta. Tentang hal ini, tentu ada yang berhasil dan sebagian besar yang mengalami kegagalan.

Semakin beratnya kehidupan, maka semakin dibutuhkannya rasa cinta dan sayang sebagai bentuk pelampiasan perasaan dan kebutuhan akan perhatian dari orang yang dikasihi. Meskipun kembali ke permasalahn pro dan kontra, penikahan yang dilandasi oleh rasa cinta dan sayang, pada akhirnya banyak juga yang mengalami kegagalan, bercerai.

Apa pun itu pilihannya, tidak ada satu pun orang tua di dunia ini yang menginginkan anaknya menderita, semua orang tua pasti menginginkan apa yang terbaik untuk anaknya, kehidupan bahagia. Pilihan orang tua yang menurut mereka adalah yang terbaik, namun belum tentu terbaik juga untuk anak. Pilihan anak yang menurut mereka adalah yang terbaik, belum tentu juga terbaik bagi orang tua, namun, si anak masih bisa melakukan sepak terjang yang membabi buta untuk menunjukkan pada orang tuanya bahwa pilihannya adalah benar-benar pilihan terbaik baginya.

Masih banyak kasus tentang pernikahan Siti Nurbaya. Seorang gadis dari keluarga baik-baik yang menurut pada perjodohan yang dirancang oleh orang tuanya, pada akhirnya menyesal. Meskipun rumah tangga yang terbilang baru dan terlihat bahagia, namun dibalik itu dia masih menyimpan perasaan kepada pujaan hatinya. Dia memendamnya, tiada yang tahu, yang dia tahu adalah bahwa dia telah berbakti pada orang tuanya meskipun mengorbankan perasaannya.

Polemik yang berkepanjangan, sama seperti masalah demi masalah yang berubah menjadi polemik tidak terselesaikan dan akhirnya di lupakan di negeri ini. Masalah terus bertambah, tanpa ada yang terlihat jelas apa yang telah diselesaikan. Apa yang dimulai tak pernah diakhiri dengan tuntas, berlalu begitu saja hingga waktu menutupinya dengan polemik yang lain, dan akhirnya hilang entah kemana.

Pilhan ada di tanganmu kawan karena dirimu yang menjalaninya. Bila kamu bertanya pada orang lain apa yang seharuskan kamu putuskan, maka biarkanlah orang itu yang memutuskan dan melaksanakannya.


Medan - 070611

2 komentar:

windu nst mengatakan...

Di satu sisi kita harus menghormati orang tua yg membesarkan kita, dan di sisi lain kita adalah manusia yang mempunyai hak untuk merencanakan sebuah pilihan kita. Memang seperti itulah hidup ini, selalu ada 2 sisi. Masing2 memiliki kelebihan dan kekurangan. Berbicara soal suatu pilihan memang hal yg rumit. Penuh pertimbangan disana-sini. Jadi intinya ambillah jalan yang terbaik. Karena pilihan itu sangat menentukan.

Irda Handayani mengatakan...

@wisnu : terima kasih atas kunjungan dan komentarnya :)

Posting Komentar

ShareThis